mimbaruntan.com,Untan-“Adil Ka’Talino Bacuramin Ka’Saruga Basengat Ka’Jubata,” salam khas adat dayak itu terlontar dari ketua Dewan Adat Dayak (DAD) kalbar, Yakobus Luna, di depan ratusan undangan yang hadir dalam acara Halal bi halal peletakkan batu pertama rumah udaya madura di Selat Panjang, minggu (6/9).
Salam tersebut langsung dijawab serentak oleh warga madura yang hadir dalam acara tersebut. “Kenapa saya mengatakan Ka’Talino Bacuramin Ka’Saruga Basengat Ka’Jubata. Mereka (Etnis madura) seratus persen hampir tau semua, itu bukti kalau dayak madura sudah bersatu ndak pernah lagi bertikai,” tambah mantan Bupati Bengkayang ini dengan disambut tepuk tangan.
Saat acara karapan sapi yang digelar di Galang, Yakobus Luna menganjurkan panitia untuk rapat di rumah adat dayak, menurutnya hal itu menunjukan tidak ada lagi perselisiahan antara etnis dayak dan madura. “Saya katakan tidak boleh ada konflik antar etnis di Kalbar ini,” ucapnya semangat.
Ia menyarankan pada masyarakat etnis madura agar selalu menjalin komunikasi dengan pemerintahan, tokoh-tokoh adat etnis manapun dan aparat agar jika ada perselisiahan dapat diselesaikan dengan mudah. “Figur seorang pemimpin harus bisa menjalin komunikasi, jika ada yang mau jadi provokator kita tangani bersama,” katanya.
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), Khairil Effendi, sangat mengapresiasi rencana pembangunan rumah budaya madura ini. Ia mengatakan budaya madura adalah bagian dari mozaik budaya yang hilang, sehingga menurutnya tidak alasan buat semua masyarakat Kalbar untuk tidak mendukung.“Kehadiran budaya madura, dayak, melayu, bugis, dan segala macamya itu, apabila disatukan ia dapat menghasilkan satu mozaik yang indah sekali dan itulah kekuatan kita sebagai suatu bangsa yang selalu memang diincar orang lain untuk diporak porandakan hingga kekuatan itu hilang,” katanya saat memberikan kata sambutan.
Selain Kharil dan Yakobus, hadir juga Bupati Kubu Raya, Wakil Wali Kota Pontianak, perwakilan yayasan Bakti suci, perwakilan dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), perwakilan dari Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), Kapolresta Pontianak, Tokoh masyarakat, alim ulama, DPRD dan DPR Kabupaten/kota. Mereka hadir untuk memperat tali silaturahmi agar terciptanya harmoni antar etnis di Kalbar. Rumah Budaya madura ini ditargetkan selesai dua tahun mendatang datang.
Penulis: Irvan MF
Editor : Septi DS