mimbaruntan.com, Untan– Aksi damai yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat dalam rangka menyambut kedatangan Presiden Jokowi yang sedang melaksanakan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat berakhir ricuh di halaman Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura, Kamis (5/9/19).
Reno Rianto selaku koordinator lapangan mengatakan bahwa akan melakukan aksi di tepi jalan bundaran Digulis, tetapi dihadang oleh aparat kepolisian yang jumlahnya sangat banyak.
“Kami tidak boleh melakukan aksi dijalan, padahal kami sudah menyurati pemberitahuan aksi pada hari ini sebelumnya, tetapi mereka tetap melarang kami untuk tidak melakukan aksi dijalanan,” ujarnya.
Baca juga: Press Release Aksi Sambut Jokowi
Reno juga menambahkan bahwa ditengah-tengah orasi, aparat kepolisian semakin merapatkan barisannya dan berhadapan sangat dekat dengan peserta aksi.
“Setelah itu kemudian menjelang beberapa waktu ada oknum provokator yang melakukan dorongan, untuk membubarkan aksi kami, sehingga disitulah terjadi keributan dan juga peserta aksi ada beberapa yang dibawa ke Polresta. Ada 13 orang 12 orang peserta aksi dan 1 orang Pers Mahasiswa,” tambahnya.
Baca juga: Aksi Damai Mahasiswa Sambut Jokowi di Bumi Khatulistiwa
Menjawab pernyataan tersebut, Kapolsek Pontianak Selatan Anton Satriadi mengatakan mengamankan beberapa orang tersebut hanya agar tidak terjadinya gangguan yang semakin membahayakan.
“Bahasanya bukan ditangkap tapi mengamankan agar tidak terjadi situasi gangguan kamtibmas yang lebih membahayakan,” ucapnya.
Anton menampik bahwa ia belum menerima pemberitahuan dari BEM Untan terkait aksi tersebut.
“Kami disini dari Polsek Pontianak Selatan belum menerima pemberitahuan terkait aksi tapi perlu dipelajari juga bahwa dari pihak BEM Untan itu kapan pemberitahuannya, kita harus sesuai dengan undang-undang dalam penyampaian pendapat di muka umum,” jelasnya.
Terkait kesalahpahaman tersebut, Ia akan melakukan pengecekan dan pemeriksaan serta akan melakukan pendekatan secara persuasif.
“Kita akan mengecek dimana letak miss nya, kan kita belum melakukan pemeriksaan dan hal itu perlu kita dalami dan juga sampai saat ini kita masih melakukan pendekatan secara persuasif,” pungkasnya.
Penulis: Imam F K J dan Yuda H
Editor: Riski Ramadani