mimbaruntan.com,Untan—Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional, ratusan Buruh melakukan aksi demonstrasi di kawasan Tugu Digulist Jum’at (1/5). Aksi yang dimulai sejak Pagi pukul 8:30 WIB ini berjalan damai. Beberapa jajaran organisasiyang ikut berpartisipasi dalam aksi ini yaitu Front Mahasiswa Nasional (FMN), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fisip Untan dan Front Pembela Rakyat (FPR).
Ada beberapa hal yang menjadi tuntutan buruh di Kalbar salah satunya ialah menaikan gaji Upah Minimum Kerja (UMP), mereka menganggap UMP saat ini sudah tidak layak untuk diterapkan. “Buruh Kalbar UMPnya masih sangat kecil dan sudah tidak layak untuk diterapkan ditahun 2015 ini dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat menaikan bahan pokok listrik dan kebutuhan lainnya menjadi pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran yang ada dan ini membuat penderitaan bagi kawan-kawan buruh,” kata Wahyu, koordinator lapangan dari FPR.
“Soal upah dan kita menunutut upah buruh dinaikan 100% dari upah minimum saat ini dan upah minimun sektoral,” tambahnya.
Selain itu, Buruh Kalbar juga menuntut agar pemerintah dapat memeberikan perlindungan hukum bagi buruh yang bekerja di luar negeri. “Kita meminta pada pemerintah tidak hanya mengatur soal penempatan. tetapi juga memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap buruh migran yang ada diluar negeri,” kata Wahyu
Mereka juga menuntut agar pelaksaan reforma agraria sejati yang menjadi sarat kesejahteraan masyarakat agar perijinan yang diberikan pemerintah tidak masif. “Masifnya perijinan yang diberikan oleh rezim Jokowi telah mengakibatkan perampasan dan monopoli atas tanah sehingga banyak petani yang kehilangan tanah,” paparnya.
Setelah puas beraksi di Tugu Digulist para buruh juga melanjutkan aksinya ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Provinsi Kalbar. Untuk mencegah adanya hal tidak diinginkan aksi ini dikawal ketat oleh aparat Kepolisian. Para buruh berharap pemerintah dapat mendengar dan melakukan apa yang menjadi tuntutan mereka.
Reporter: Nasya
Editor: Irvan