mimbaruntan.com, Untan— Aksi Mahasiswa Peduli Universitas Tanjungpura (Untan) oleh Aliansi Mahasiswa Untan Selasa (05/09) yang diwarnai penyegelan pintu menuai komentar dari beberapa pihak. Joko Alumni Fakultas Pertanian Untan mengatakan ketidaksetujuan terkait aksi yang diwarnai penyegelan pintu ruangan BEM dan DPM Untan. Menurutnya, pemecahan masalah tidak harus merusak fasilitas tetapi lebih baik jika dimusyawarahkan untuk mencari solusinya bersama. “Kalo nyilang-nyilang paku, coret-coret fasilitas Untan itu ya ndak bagus. Pemecahan masalah itu, panggil ketuanya duduk semeja, kita cari solusinya bersama. Kalo gini kan namanya menjelekkan Ukm satu dan yang lainnya,” ungkapnya Selasa (05/09).
Ia juga berharap, mahasiswa Untan dapat bersatu dengan tidak saling menyalahkan. “Harapannya, mahasiswa bersatunya ndak kayak gini. Ndak menyalahkan satu sama yang lainnya. Mahasiswa itu kritis, kritisnya jangan sampai anarkis.” jelasnya.
Sementara itu, menyikapi tanggapan ini Abdullah Ramdhani selaku Koordinator Lapangan Aksi Mahasiswa Peduli Untan mengatakan aksi hari ini dilakukan sebagai bentuk duka cita atas kegagalan BEM dan DPM Untan. “Hari ini kami menyegel sekretariat BEM dan DPM Untan dan menaruhkan rangkaian bunga sebagai bentuk duka cita kami atas kegagalan mereka” ungkapnya.
Ia juga mengatakan alasan aksi penyegelan dilakukan, tak semata-mata karena anarkis tetapi agar ruangan tersebut tidak mudah dimasuki oleh orang tak berkepentingan. “Ini sudah sebuah unek-unek lama, keresahan yang begitu panjang,tanpa ada kepastian dari pihak BEM dan DPM. Kami sudah tidak sabar lagi. Makanya kami tidak ingin ruangan tersebut dibuka dan mudah dimasuki oleh orang tak berkepentingan,” jelasnya.
Abdullah juga menambahkan bahwa sampai hari ini mereka tidak tahu keberadaan anggota BEM dan DPM Untan. “Kami tidak mengetahui dimana mereka sekarang” tutupnya.
Penulis : Sekar A.M.
Editor : Adi Rahmad