mimbaruntan.com, Untan – Tepat di ekor Kalimantan Barat, sejauh 273 kilometer dari Kota Pontianak terdapat sebuah pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Pantai Paloh namanya, berhasil menjadi tempat hidup bagi 4 dari 6 spesies penyu yang ada di Indonesia. Namun, seiring dengan perubahan iklim, penyu mulai terancam.
Disampaikan oleh Juhardi (43), Enomerator Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kalimantan Barat yang sudah menjaga Pantai Paloh selama 6 tahun mengatakan bahwa beberapa penyu yang terancam punah, seperti Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
“Di tahun 2018, kita nemu Penyu Hijau yang diperkirakan umurnya sekitar 5 tahunan dan udah sangat lemah. Lalu kita bawa ke tempat penampungan dan mendatangkan dokter hewan. Setelah dirawat sampai 9 hari, dia mati. Saat diotopsi ternyata ada gumpalan sampah plastik transparan di ususnya. Jadi matinya karena ususnya ndak bisa mencerna makanan,” ucapnya di pada Kamis, (28/10).
Seminggu kemudian, Juhardi menceritakan bahwa saat dirinya mengambil data di bibir pantai, ditemukan 12 ekor penyu yang mati dalam satu hari dan bertambah 4 ekor di hari selanjutnya.
“Setelah diotipsi hasilnya sama, terdapat gumpalan sampah dan cairan blaken (aspal),” ceritanya.
Oleh karena itu, reporter mimbaruntan.com bersama dengan Komunitas KeepEarth Borneo dan Yayasan AKAR menggelar kegiatan ber-tagline #aksimuda #jagaiklim pada tanggal 28 Oktober 2021 dengan tujuan penyadartahuan urgensi penyu untuk keberlanjutan ekosistem di Pantai Paloh. Rangkaian kegiatan tersebut dimulai dengan membaca sumpah pemudia dan melepaskan 1000 tukik di Pantai Paloh.
“Penyu merupakan penjaga ekosistem laut yang sehat. Mereka merumput, penyu telah membantu produktifitas lamun. Tanpa proses merumput yang konstan maka padang lamun akan terlalu rimbun dan menghalangi arus laut,” jelas Nurul Oktaviani, Ketua Komunitas KeepEarth Borneo saat ditanya mengenai urgesi pelestarian habitat penyu (28/10).
Selanjutnya, dilaksanakan pula aksi pemungutan sampah di bibir pantai, diikuti oleh reporter mimbaruntan.com, Wahana Bahari Paloh, dan Gempa Traveller. Banyak sampah kiriman yang ditemukan,
Nurul menambahkan, sasaran dari kegiatan ini merupakan anak-anak muda khususnya di daerah Desa Sebubus Paloh, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas untuk lebih perduli terhadap ekosistem laut jangka panjang.
Adalah Aldera Pansega, salah satu peserta #aksimuda #jagaiklim dari Komunitas Gempa Traveller menyampaikan banyak harapan kepada
“Masyarakat di sini saya harapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga penyu. Masyarakat banyak yang masih mengkonsumsi telur penyu, juga di pantai ini banyak sampah kiriman. Semoga pemerintah bisa mengontrol itu juga,” tutupnya.
Penulis : Monica
Editor : Daniel