Sang surya mulai bangun dari tidurnya, ku buka jendela manis kecilku, tercium aroma-aroma bunga, tumbuhan hijau menyapa dengan melambaikan daun-daunya. Bunga mekar indah dengan penuh senyuman menyambut pagi hari. Ku buka mata ini yang masih berat. Ku biarkan saja tubuhku ini yang masih pegal bangun. Ku langkahkan kakiku ke kamar mandi yang kecil. Ku ambil air dengan telapak tangan suciku ini dan aku bersiap tuk berwudhu.
10 menit berlalu, aku harus segera mandi. Sebelum mandi, seperti biasa aku harus membuat sarapan pagi sendiri tempat istanaku yang kecil ini, “ beginilah hidup sendiri jauh dari orang tua” ujarku. Alunan-alunan waktu yang ku lewati seakan-akan memberiku semangat. Setengah jam berlalu, setelah itu aku bergegas tuk mandi. Aku pun bersiap-siap untuk pergi kuliah dengan memakai kendaraan roda dua hadiah pemberian oleh kedua orang tuaku. Cuma itulah yang bisa ku pakai.
35 menit telah berlalu,akhirnya aku sampai ke kampus kesayangan,aku berlari-lari agar tidak terlambat, saat didepan kampus kaki ini ragu untuk melangkahkan kaki kanan, tiba-tiba ada suara yang memanggil dengan nama “Rio” mengapa kamu telat?” dengan memandangi ku dengan penuh kemarahan” ternyata yang memanggil itu adalah senior ku yang bernama “ Dio” aku pun takut, aku pun memandang kearah bawah, dengan wajah tak berdosa!. Senior yang lain pun medekatiku memandang arah tepat dimataku, aku semakin takut. Tubuh ini menjadi kaku dan seakan terbakar, tanganku ditarik, lalu disuruh teriak dengan menyebut “saya berjanji tidak akan telat lagi” sungguh malu rasanya, tapi apa mau dikata namanya juga junior harus patuh sama senior. Seminggu telah berlalu melewati masa orientasi mahasiswa, rasanya takut untuk pergi ke kampus. Rasanya kampus itu seperti “neraka” pergi ke kampus seperti orang pencuri lihat kiri, lihat kanan, depan dan belakang selalu dihantui. Lalu aku pun memasuki kelas dengan penuh rasa takut bercampur malu, “Rio, duduk disini”, kata Tyo
“iya” balasku. Aku pun duduk disamping Tyo,”tyo, asal daerah mana, tanyaku kepada tyo”. Oh…aku asal daerahnya Sambas, balas tyo yang membuatku tersenyum bahagia, karena ternyata aku masih mempunyai teman sebaik dia. ”Salam kenal ya!” balasku.
“salam kenal kembali rio”, balas tyo sambil tersenyum.
Tett, tett, tett,…..
Bel masuk pun berbunyi, menandakan perkuliahan akan segera dimulai. Oh ya, hari adalah hari pertama memulai perkuliahan bagi aku, suasana kelas pun ribut, karena dosen belum masuk, aku hanya diam, tersipu malu. Teman-teman semua bolak-balik keluar kelas, dengan suara yang keras-keras luar biasa suasana dikelas seperti pasar-pasar. Tiba-tiba dosen pun datang, semuanya diam seperti tak berbuat apa-apa. Dosen pun memulai perkuliahan dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama dosennya bernama “pak shaleh”. Pak shaleh adalah dosen matakuliah Sejarah. Nah, pak shaleh ini dosen yang sangat sangar di kampus, aku mendengar ucapan dari abang-abang dan kakak-kakak senior. Suasana kelas pun agak tegang, 30 menit berlalu.
Tete, tett, tett,…bel istirahat pun berbunyi. Teman-teman pun langsung keluar, tapi aku hanya diam di dalam kelas saja, “Rio, kenapa gak ke kantin?, kata Tyo.
”Gak ahh aku malu, balasku.
“kenapa malu, yuk ke kantin kita minum-minum sambil ngobrol”, balas tyo.
“ahh ayo!, sambil menarik tangan ku.,
Kami pun, ke kantin sambil ngobrol-ngobrol bersama, tiba-tiba ada yang datang menghampiri kami.
“ihh,,,anak cupu lagi ngobrol nie, teman-teman, ledekan yudi kepadaku. Semua teman-teman yang ada di kantin menetertawakan ku, kami berdua hanya diam.
Kami pun meninggalkan kantin. Kami langsung kembali menuju kelas. Aku langsung duduk merenungi perkataan yudi tadi.
“udah,,,,udah, jangan hiraukan perkataan si yudi itu, tenang-tenang jangan bersedih kawan, sambil tersenyum”, kata tyo. Aku pun tersenyum. Bel masuk pun berbunyi. Aku pun mengikuti perkuliahan dengan sepenuhnya. Tak terasa, jam telah menunjukkan jam 1siang. Semua mahasiswa pun pulang. Teriknya sang surya tepat di tengah-tengah, goesan kaki ini menghantarkan aku pulang ke tempat istanaku, walau keringatku bercucuran inilah keringatku hari ini, untuk menjadi orang. Terpaan sang surya yang menembus kulit ini seakan memberiku semangat, aku tersenyum bebas bersama angin. Sesampai dirumah aku langsung memasak beras untuk makan siangku, sambil menunggu nasi masak, aku pun langsung pergi ke kamar mandi untuk wudhu, melaksanakan sholat Dzuhur. 5 menit berlalu nasi pun masak, disaat inilah aku mengingat keluarga di kampung sana, merindukan makan bersama-sama keluarga tercinta, tapi aku hanya makan sendiri bersama bayangan rinduku kepada kedua orang tuaku. Lalu aku pun merebahkan tubuhku ditempat peraduanku, tubuhku yang sangat lelah, dengan kaki yang nyeri mampu menghantarkanku di peraduanku, aku pun mulai menutup mata untuk mengistirahatkan tubuhku yang habis beraktifitas. 30 menit berlalu, seruan alunan-alunan ayat-ayat al-quran yang membuat aku terbangun, aku langsung bergegas wudhu untuk melaksanakan sholat ashar. Seiring waktu setiap aktifitas dilakukan setiap harinya, mampu ku melewati semuanya bahkan sepenuhnya. Detik demi detik dilewati, jam demi jam dilewati, bahkan waktu dan hari pun juga terlewati, masa ketakutan, dihantui,di neraka, bahkan seperti pencuri juga terlewati dengan berbuah manis, saat ini merasa bahagia, karna banyak orang-orang yang aku sayang. Disana aku menemukan sosok sahabat yang sangat baik, bahkan seperti keluarga ku sendiri.
Kubuka mata ini yang masih berat. Kubiarkan tubuh lemas ini bangun. Seperti biasa, aku sholat dan langsung mandi. Pukul 6.15 aku sudah siap untuk berangkat kuliah. Aku sangat senang, karena aku bisa kuliah juga dengan penuh semangat, demi masa depan aku. Tiba-tiba sesampai di kampus, aku mendapatkan informasi bahwa besok akan ujian sejarah. Aku merasa gak yakin aku bisa menjawab soal-soal ujiannya nanti. Tapi, dengan aku mengingat ibuku, semangat ku kembali lagi, aku harus semangat, aku yakin aku bisa. Pulang kuliah aku belajar. Matahari mulai turun dari peredarannya untuk beristirahat dalam tidurnya, langit mulai merah kemerahan menunjukkan bahwa malam hari akan datang, seperti biasa aku sholat dan melakukan aktifitas seperti hari-harinya. Tubuh ku pun melemas ingin beristirahat bebas. Iringan alunan suara merdu ayam bernyanyi, aku pun terbangun, dan mulai beraktifitas seperti biasanya, ujinan pun terlaksana dengan lancar, tinggal menunggu hasilnya, aku pun gak sabar untuk menunggu hasil kerjaku waktu ujian, keesokan harinya sesudah sampai di kampus, aku kaget banyak mahasiswa-mahasiswa yang berada di papan pengumuman, aku pun mengecek nama aku, dari atas hingga bawah , alhamdulilah dengan nilai yang ku dapatkan itu sunggu baik, senang sekali rasanya, aku bisa meraihnya di semester ini, semoga semester berikutnya lebih meningkat lagi. Seiring jalannya waktu. Gak terasa yah aku menempuh perkuliahan sudah 2 tahun lamanya, semua beban yang didapat dalam perkuliahan semakin banyak, semester per semester terlewati sudah, ini sudah waktunya untuk memikirkan ke depannya apa yang akan di lakukan dan apa yang ingin di capai. Libur semester pun tiba, senangnya libur semester ini aku diajak sama tyo untuk berlibur ke kampung kelahirannya yaitu di Sambas aku pun mau. Pagi-pagi aku pergi ke rumah tyo. Tokk,,,tokk,,,tokk, aku mengetok pintu, dan kemudian aku dipersilakan duduk.
“begini, buat rencana kita untuk berlibur ke sambas, besok kita harus siap-siap yah, kata tyo. Baiklah, balas ku. Aku pun sudah mempersiapkan semuanya, keesokan harinya kami pun siap untuk pulang kampung ke rumahnya tyo, kami menggunakan sepeda motor, sambil menikmati pemandangan-pemandangan yang indah. 4 jam sudah berlalu kami pun sudah sampai di rumahnya tyo, tubuh ini lelah, dan kamipun beristirahat untuk merebahkan tubuh kami yang lelah ini. Embun pagi yang bercahaya indah, udara segar dengan hijau-hijaunya tumbuh-tumbuhan, sang surya mulai memperlihatkan wajah dengan penuh senyuman lebarnya untuk memberi cahaya dibumi ini, aku pun terbangun mendengar kicauan burung-burung dan kokokan ayam yang merdu, lalu ku buka jendela sungguh luar biasa pemandangan yang begitu membuat mata ini segar.” Selamat pagi sambas” di dalam hati ku. Aku pun pergi keluar rumah melihat pemandangan yang indah seperti pohon kelapa yang tinggi, daun-daun yang hijau seakan menyapaku.
“ rio,,, dimana kamu, kata tyo, memanggilku.
“iya, aku di depan, lagi melihat suasana indah di luar, jawab ku.
“iya, nanti kita pergi jalan-jalan mengelilingi kampung halaman ini. Kata tyo.
“ okay, baiklah janji yah. Jawabku
Setelah 15 menit, kami pun siap-siap untuk pergi, aku pun bertanya-tanya kepada tyo, “Tyo, mengapa yah, orang-orang luar biasanya berwisata kesini yah.
“ oh,,, itu yah. Baiklah akan saya kenalkan kota sambas ini. Kota sambas ini dijuluki kota “BERIAS” dan juga berslogan dengan” Kota Sambas Terigas” kota sambas sangatlah luas, masyarakat
kota sambas didominasi oleh masyarakat suku melayu, yaitu melayu sambas. Bahasa yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa melayu sambas dengan kekhasan sendiri. Bahasanya juga sama seperti bahasa betawi. Sambas juga terkenal dengan sungainya juga, yang sebagian besar adalah mata pencaharian masyarakat sambas yang mana sebagai penambang sampan dan lain-lainnya, Kata tyo.
“luas juga yah kota sambas yah, apakah ada lagi keunikan dari kota sambas ini, jawabku.
“masih banyak lagi, baiklah saya akan mulai dengan makanan dan kerajinan tangan khas sambas” kota sambas juga terkenal dengan kain tenunnya, yaitu kain tenun songket sambas (kain lunggi) yang memiliki berbagai macam corak atau motif dan warna. Dan kota sambas juga terkenal dengan makanan khas yaitu bubur pedas, bubur ambo’, tempuyyak, dan padda’. Jawab tyo.
“wah, luar biasa yah, kerajianan tangan dan makanan khas sambas ya, bisa jadikan peluang dalam usaha, apalagi dengan kain songketnya, wah pasti banyak orang-orang asing yang tertarik, apakah ada tempat objek wisatanya, tanya ku.
“iya benar itu, sekarang banyak orang yang suka dengan kain songketnya sambas, jadi ini harus benar-benar dimanfaatkan serta dilestarikan, tempat objek wisata disambas sangat lah banyak seperti: keraton sambas, danau sebedang, goa piantus, muare ulakkan, museum sambas, pantai tanah hitam, batu bejamban, pantai selimpai, dan masih banyak lagi, tapi saat ini yang lagi banyak di kenal dan banyak orang berbondong-bondong ingin kesana, yaitu perbatasan langsung dengan malaysia itu adalah Temajuk, temajuk merupakan berada disebelah utaranya bagian barat pulau kalimantan yang berada di kecamatan paloh. Disana banyak berbagai macam-macam tempat yang indah seperti surga” banyak orang yang bilang seperti itu,kata tyo.
“sungguh luar biasa, sungguh aku baru tau, begitu banyaknya tempat wisata yang ada disambas ini, sungguh menarik, dan menggugah untuk aku ingin pergi sana,bagaimana dengan adat dan budaya yang ada disambas, tanya ku.
“membahas tentang budaya-budaya dan adat di sambas, wah ini sangat membuat hati kita untuk melestarikannya karna banyak orang-orang lupa dan tidak menyadari betapa pentingnya adat dan budaya itu, budaya-budaya yang ada di sambas, sangatlah berlimpah, bahkan keseniannya juga banyak. Kebudayaannya memiliki sistem dalam kepercayannya religius, sistem kekerabatan, dalam adat istiadatnya adalah seperti perkawinan, tepung tawar, makan saprahan dan banyak lagi lainnya, sedangkan keseniannya adalah seni sastranya seperti; zikir nazam, zikir nazam merupakan kesenian yang bernafaskan islam, bentuk kesenian ini adalah seperti berzanji yang mana syair-syairnya menggunakan bahasa arab. Seni rupanya adalah kaligrafi, ukir, kerajinan dan lain-lain. Sedangkan pertunjukkan nya adalah tarian-tarian seperti jepin dan tandak sambas. Seni musik juga ada yaitu musik tanjidor dan tahar. Dan ada satu lagi ciri khasnya, “antar ajung” antar ajung merupakan upacara yang di lakukan setiap tahunnya yang mana antar ajung ini dilestarikan oleh dua kecamatan paloh dan kecamatan tangaran, ritual ini dilakukan pada saat musim tanam padi. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan hasil panen di musim panen baru. Antar ajung ini merupakan dengan menghantar perahu kecil ke tengah laut yang diatas perahu tersebut dibentangi layar, agar dapat berlayar jauh. Dengan tujuan agar dijuahkan dari berbagai macam roh-roh jahat itu, hama wereng dan tikus. Jawab tyo.
Setelah kami berbincang-bincang tentang kota sambas, hari pun mulai malam, matahari mulai berpindah posisi untuk menuju keperaduannya, langin tadinya yang biru kini mulai memerah, itu tandanya hari sudah menjelang malam, aku dan tyo pun pulang kerumah. Kami pun siap-siap untuk mandi dan melaksanakan kewajiban kami yaitu sholat. Keesokan harinya, kami ingin pulang. Masa libur pun sudah habis kami pun melakukan aktivitas sebagaimana layaknya mahasiswa.
Tidak terasa, sudah terlewatkan semester-semester atas. Waktu terus bergulir tanpa ku sadari, aku pun hampir mengakhiri perkuliahan ini, tapi masih ada satu yaitu dengan Skripsi. Saat ini aku sudah memiliki judul skripsi dan aku pun melanjutkannya, dengan tertariknya aku untuk mengangkat budaya-budaya, adat dan kesenian yang ada disambas, aku pun melanjutkan dan mulai mengumpulkan laporan-laporan yang berkaitan dengan judul yang ingin aku teliti. Lambat laon judulku pun di terima oleh dosen pembimbingku, aku pun dengan semngat untuk memulai menulis skripsi yang akan aku buat. Hari berganti hari dengan ini aku pun tersenyum bahagia karna semuanya sudah tercapai olehku, akhirnya aku pun sudah mendapakan serjana. Alhamdulilah allah menjawab semua doaku. Akhirnya aku dan tyo sudah memiliki kesibukan masing-masing kami pun berpisah dan kami memiliki pekerjaan, bahkan memiliki sebuah keluarga. Walaupun kami berpisah kami selalu tidak putus komunikasi dan walaupun jarak memisahkan pasti jarak dan waktu juga menemukan kita.
Karya : Serli