mimbaruntan.com, Untan- Banjir melanda kawasan di Kapuas Hulu dan Nanga Pinoh sejak Jum’at (11/9) lalu membuat PLN terpaksa hentikan pasokan listrik sementara di Kapuas hulu dan beberapa kawasan di Nanga Pinoh untuk amankan jiwa warga dan pekerja PLN serta asset kelistrikan, Akibatnya perkuliahan daring di masa pandemi Covid-19 tak bisa diikuti oleh mahasiswa.
Mimbar Untan mencoba menghubungi beberapa mahasiswa Universitas Tanjungpura (Untan) di Nanga Pinoh dan Kapuas Hulu melalui pesan Whatsapp. Pesan tersebut dikirim pada Selasa (15/9) dan rampung dibalas pada Kamis (17/9) karena jaringan internet di lokasi bencana yang sering hilang dan tidak ada arus listrik.
Muhammad Rizki, mahasiswa Prodi Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) asal Dusun Desa Baru, Kecamatan Nanga Pinoh menceritakan air banjir setinggi 2 meter lebih di kediamannya menyebabkan beberpa kali ia tidak mengikuti kuliah daring serta tugasnya terbengkalai.
“Sudah 4 mata kuliah serta tugasnya yang tertinggal, ini pun masih belum mendapat info untuk tanggapan dosen (terkait hal ini),” ujar mahasiswa semester lima itu.
“Listrik hampir mati total. Di daerah saya sudah mati dari kemarin dan sekarang cuma genset yang dipakai untuk ngecas hp dan laptop. Ada info juga di kantor Telkom udah hampir masuk air banjirnya, mungkin sebagian mesin di matiin sehingga terdampak pada jaringan,” tambahnya.
Nasib serupa dialami Vero, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ceritakan beberapa temannnya yang terken banjir pula memilih tidak mengumpulkan tugas sama sekali. Selain listrik dan jaringan internet, bantuan makanan dan transportasi menjadi faktor hambatan bagi mereka.
“Teman-teman yang di daerah lain itu ada yang butuh bantuan makanan dan kendaraan untuk mengungsi. Tidak bisa dihubungi,” katanya.
“Dosennya memaklumi, coba chat di grup kelas minta tolong bantu bilang ke dosen, dan teman-teman yang tidak kena banjir bantu,” tambah Vero.
Nadila Asmuri Mahasiswa Prodi Pembangunan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merasakan hal serupa. Saat ini ia berada di Kedamin, Kapuas Hulu. Nadila mengaku sudah tidak fokus terhadap kuliah sebab beristirahat saja ia dan keluarga bingung tidur di mana.
“Jangankan untuk fokus kuliah online, kami aja sampai bingung bisa tidur di mana. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk tidur berhimpitan di sampan, berbagi tempat walau nyenyak tidak nyenyak,” kisahnya.
Mahasiswi ini baru mendapatkan akses listrik dan jaringan internet pada pukul 20.00 WIB (16/9). Walau awalnya tidak enak untuk menghubungi dosen malam hari, namun tetap ia lakukan karena mengkhawatirkan jaringan internet besok akan hilang.
“Saya udah ketinggalan 2 mata kuliah beserta tugasnya. Walau ragu menghubungi dosen di luar jam mengajar, namun tetap saya lakukan menimbang besok sinyalnya hilang. Alhamdulillah dosennya merespon dan memberikan toleransi kepada saya, dan saya pun dibantu oleh mahasiswa lainnya untuk mengejar ketertinggalan materi,” ungkapnya.
Penulis: Monica Ediesca
Editor :Mara