mimbaruntan.com, Untan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) berkerjasama dengan Polda Kalimantan Barat (Kalbar) telah membagikan 824 dosis vaksin Sinovac tahap pertama kepada masyarakat di Kota Pontianak pada Rabu, (18/8) di Magister FISIP Untan.
Riyoldi selaku Presiden Mahasiswa FISIP Untan mengatakan bahwa adanya pemberian vaksin kepada masyarakat bertujuan untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Pontianak.
“Tujuan kerjasama vaksin untuk negeri ini dalam rangka menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Pontianak. Kita bagi pendaftarnya, untuk umum disediakan lebih banyak,” ungkapnya.
Adapun Darmawan, IPDA Subbid Dokpol Biddokkes Polda Kalbar menjelaskan bahwa dalam agenda ini pihaknya telah menyiapkan 50 tenaga kesehatan kesehatan yang terdiri dari 5 tim.
“Saat ini yang dikirim ada 5 tim yang berjumlah 50 orang, kita menyiapkan persiapan vaksin mulai dari blanko pengisian, alat tensi dan thermo gun. Yang meng-screening juga dari nakes kita,” jelasnya.
Andika Widya Putra, Menteri dari Kementrian Sosial dan Masyarakat (Sosmas) BEM FISIP Untan menuturkan pada awalnya kuota pendaftaran yang diberikan oleh panitia pada tanggal 14 Agustus 2021 lalu hanya sebanyak 700 dosis. Namun, dikarenakan terdapat beberapa kendala dan antusiasme masyarakat yang ingin mendaftar, akhirnya pihak Polda Kalbar menambahkan 100 dosis vaksin Sinovac lagi.
“Ada beberapa kendala di lapangan, seperti ramainya masyarakat yang tidak mengetahui bahwa vaksinasi kali ini pendaftarannya secara online, bukan on the spot. Kemudian kendala lainnya karena masyarakat yang sudah mendaftar banyak yang tidak datang, maka dari itu untuk mengisi kekosongan kuota tersebut dari Kapolda memberikan penambahan dosis,” imbuhnya.
Yoga Indrawan, masyarakat yang mendapatkan vaksin Sinovac tahap pertama turut memberikan apresiasninya kepada BEM FISIP Untan.
“Vaksinasi tahap pertama ini sangat bermanfaat, khususnya bagi masyarakat yang kemarin tidak kebagian mendapatkan vaksin karena kerebatasan kesediaannya. Pelayanannya juga baik, protokol di sana juga sangat ketat. Saya berharap hal ini dapat di contoh oleh BEM lainnya,”tutupnya.
Reporter : Antonia Sentia
Penulis : Monica Ediesca
Editor : Dewi Ratna Juwita