Mimbaruntan.com, Untan – Akun Instagram resmi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tanjungpura (Untan) pada Selasa, (15/3) memposting jajaran kementerian beserta staff periode 2022/2023 yang akan melanjutkan kinerja BEM Untan sebelumnya. Namun tampak pemandangan yang berbeda pada periode ini terdapat satu kementerian baru, yaitu Kementerian Agama.
Selang satu minggu, (22/3) pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan periode 2022/2023 melaksanakan pelantikan di gedung Rektorat pukul 13.00. Yandi selaku Presiden Mahasiswa Untan mengungkap terbentuknya kementerian agama ini bukan untuk menyaingi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Keagamaan yang ada di Untan tetapi untuk menggandeng UKM-UKM Keagamaan tersebut dan bekerjasama membuat program yang akan dijalankan secara bersama-sama.
“Jadi memang kementerian agama ini bukan untuk menyaingi UKM-UKM Keagamaan, namun untuk menggandeng UKM-UKM Keagamaan itu yang akan menjadi fokus utama kami. kementerian agama juga tidak akan membuat program sendiri, program yang akan dijalankan atas dasar kerjasama dengan UKM-UKM dan saling membantu baik itu di dalam bentuk finansial, materi, ruangan dan segala macamnya,” ungkapnya.
Baca juga: Presma Tidak Aktif, Bagaimana LPJ BEM Untan?
Adapun Ruslianto, Menteri dari Kementerian Agama BEM Untan menambahkan bahwa alasan dibentuknya kementerian agama ini ialah untuk menghindari ego yang muncul dari setiap UKM Keagamaan yang ada di Untan.
“Karena memang UKM-UKM Keagamaan ini jalannya sendiri-sendiri, sesuai dengan semboyan kita Untan Milik Bersama, toleransi itu memang harus erat dan UKM-UKM Keagamaan ada yang menaungi jadi ranahnya jelas untuk menyatukan antar UKM Keagamaan,” ujarnya.
Ruslianto juga menjelaskan awal rencana yang akan dilakukan kementerian agama ini adalah menjalin silaturahmi dengan UKM-UKM Keagamaan yang ada di Universitas Tanjungpura.
“Kita akan silaturahmi sama UKM-UKM Keagamaan dan apa yang dibutuhkan, biar jalannya enak dan UKM-UKM bisa nyatu dari adanya kementerian agama di BEM Untan,” jelasnya.
Baca juga: Presma, Untan Butuh Bukti Bukan Janji
Pentingnya Pengawalan Kementerian Agama Agar Tak Menyimpang
Viza Julian, salah seorang Sosiolog Universitas Tanjungpura menyampaikan ketika wawancara bahwa dengan adanya Kementerian Agama ini tidak akan sia-sia jika dikelola dengan baik.
“Kalau saya ditanya apakah itu diperlukan, mengenai signifikansi dan urgensinya melakukan itu, Saya pikir itu jelas ada signifikansinya, dan jelas tidak akan sia-sia jika dikelola dengan baik.” ucapnya.
Jika melihat dari kementerian agama dalam lingkup nasional, Viza berpendapat bahwa kementerian agama masih terasa seperti Kementerian Agama Islam, dalam artian hanya berfokus pada umat agama mayoritas saja. Hal tersebut terjadi pula di pendidikan agama, pada lembaga pendidikan bahkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
“Kementerian agama dalam konteks nasional, seringkali seperti Kementerian Islam, bukan kementerian agama. Padahal kita sama-sama tahu bahwa di Indonesia sendiri memiliki 6 agama resmi, dan puluhan atau bahkan ratusan kepercayaan lokal dan tradisional lainnya yang perlu diakomodir oleh kementerian agama nasional.” ujarnya
Maka dari itu, Viza berharap Kementerian Agama BEM Untan yang baru ini menjadi inklusif dalam merangkul semua penganut agama yang ada di Untan.
“Agar BEM Untan lebih inklusif dan memang mewakili suara dari banyak kelompok, tidak hanya berkonsentrasi pada kelompok agama tertentu, atau kelompok lebih kecil lagi dari agama.” tegasnya.
Viza juga menambahkan, untuk tahap selanjutnya yang harus mahasiswa lakukan adalah mengawasi kinerja kementerian agama agar tidak bersifat eksklusif dan oligarki.
“Untuk kementerian agama bisa kita lihat lewat kegiatan-kegiatannya, lalu kemudian menginisiasi agar struktur organisasi tidak hanya diisi oleh orang-orang itu-itu saja, jadi kadang-kadang itu kan nanti jadi oligarki, padahal mahasiswa ini kan seharusnya menjadi suara perubahan,” tambahnya.
Baca juga: Sengkarut Pendanaan “Uang Lelah” Mentor Pendikar Agama Untan
Janji Presma dalam Pengawalan Pendikar
Selain menaungi UKM-UKM Keagamaan, Yandi selaku Presma BEM Universitas Tanjungpura, menegaskan bahwa kementerian agama juga akan mengurusi perihal Pendikar agama nantinya.
Kementerian agama juga memaparkan bahwa mereka akan memberikan perhatian terhadap mentor-mentor Pendikar, dan akan berkoordinasi dengan Riadi Budiman, selaku Koordinator Umum Pendikar Untan.
“Kita mau audiensi dulu bersama Pak Riadi, bagaimana baiknya karena memang saya diskusi juga bersama UKM Keagamaan kalau bisa mentor pendikar itu dari pihak UKM Keagamaan sebab mereka jelas tahu karena di situ ada diskusi keagamaan khusus dari agama tersebut,” jelas Ruslianto selaku Menteri Agama.
Jihan, Mahasiswa Fakultas Hukum Untan berpendapat mengenai tugas yang harus dilakukan oleh kementerian agama BEM Untan yaitu memberikan keadilan dan kemerataan antara agama mayoritas dan minoritas.
“Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki 6 agama resmi, yang mana 6 agama resmi itu seharusnya mendapatkan keadilan dan kemerataan. Dengan adanya kementerian agama yang baru di BEM Untan ini, apakah bisa menangani persoalan pemerataan dan keadilan bagi 6 agama resmi tersebut? Dan tidak hanya mendahulukan salah satu agama yang mayoritas saja.” tutupnya.
Penulis: Ayu, Fahrul, Mara
Editor: Fath