Kepada langit pagi berwarna biru
Atau pada sungai yang berderu?
Kemana lagi aku bisa meneriakkan syairku
Saat kawanan burung itu mengacaukan ku
Terdengar klise katanya
Tak jelas maknanya
Tidak kekinian gayanya
Tidak masuk akal argumennya
Aku hanya bisa terdiam di pojokan
Menahan luka yang tak kelihatan
Di mana lagi bisa menitip kepercayaan?
Sementara cermin saja bisa menyilaukan
Baca Juga: Puisi Pukul Sembilan Malam
Burung-burung beserta kicaunya
Bisa membuat badak membenci culanya
Bisa membuat singa lupa tahtanya
Bisa membuat gajah takut bayangannya
Memang mereka bisa berguna untuk bertukar pesan
Karena bisa melintasi batas wilayah yang bermusuhan
Entah benar atau bohong isi pesan yang diantarkan
Keduanya bisa membuat perang atau mengantar perdamaian
Mereka juga bisa menjadi alarm bencana
Mengingatkan kita untuk waspada
Karena mereka sangat peka terhadap sekitarnya
Dan mereka bisa ada di mana saja
Baca Juga: Secuil Puisi Untuk Mama
Ada yang di lautan memangsa ikan yang tak kenal daratan
Sebagian memakan bangkai yang terlupakan di tanah gersang
Ada yang tak bisa terbang, namun jago berenang
Ada yang jarang berkicau, namun bulunya penuh keindahan
Terlepas dari berbagai ragamnya
Sesekali pasti kita pernah iri kepadanya
Yang bebas terbang melayang di udara
Bisakah sekali saja kita sepertinya?
Mungkin dengan mengingat nikmat yang Tuhan berikan
Bisa membuat kita sedikit merasakan
Perasaan melayang, namun tentu bukan di atas awan
Melainkan di atas semua penderitaan yang dikeluhkan
Penulis: Ilham Dwi Wijaya