mimbaruntan.com, Untan- Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak dan Forum Komunitas Hijau (FKH) menggelar aksi kolaborasi “CLEAN UP & CAMPAIGN JAGA LINGKUNGAN” pada Minggu (27/11/22) di Jalan MT. Haryono, Kota Pontianak. Aksi ini mengundang seluruh masyarakat, komunitas dan organisasi untuk turut berkontribusi. Sejak jam tujuh pagi sudah terpampang pamflet -pamflet berisikan seruan menjaga lingkungan.
Susilarasati selaku Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup mengatakan kesadaran masyarakat mengenai sampah sangat minim, terutama pedagang dan pengunjung di sepanjang jalan tersebut. Ia mengungkapkan banyaknya sampah berserakan setelah para pedagang selesai beroperasional. Susilarasati juga mengatakan bahwa sudah ada petugas yang membersihkan di area tersebut.
“Kami tidak mau hanya menjadi tempat sampah berjalan saja” tegasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut diadakanlah kegiatan ini yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar bertanggung jawab terhadap sampah, dengan cara memilah sampah. Sampah tersebut akan dipisahkan menjadi sampah yang masih bernilai dan sampah yang sudah tidak lagi bernilai. Sampah yang masih bernilai akan diarahkan untuk masuk ke Bank Sampah.
Susilarasati berharap dengan adanya campaign ini pedagang bersedia diajak bekerja sama terkait dengan upaya pemilahan sampah. Sosialisasi untuk pedagang sangat diperlukan mengingat pentingnya pemberian pemahaman kepada para pedagang yang notabenenya merupakan masyarakat awam.
Para pedagang sangat antusias dan mendukung program ini. Bentuk dukungannya yaitu para pedagang meminta Dinas Lingkungan Hidup dan FKH untuk memberikan pengajaran mengenai cara memilah sampah. Pada kesempatan yang akan datang, akan diadakannya sosialisasi mengenai pengajaran tersebut.
Rika salah satu pedagang di kawasan Car Free Day mengungkapkan bahwa ia membersihkan area dagangannya setiap hari. Menurut pedagang Soto Banjar ini kebersihan dalam berdagang dinilai oleh pembeli. Ia berharap para pedagang lainnya dapat menjaga kebersihan dilingkungannya masing – masing.
“Sebenarnya lingkungan kita bersih itu jadi enak, anggaplah dirumah sendiri, kalau kita berdagang terus lingkungan kita kotor kan nanti pengunjung tidak beli, apalagi saya jual makanan. Kalo ada sampah sedikit otomatis kita angkat dan buang, kalau kita tidak angkat berarti petugas yang angkat. Jadi ketika kita datang paginya tempat kita jualan sudah bersih” pungkasnya.
Salah satu pengunjung Car Free Day, Berlian Adhiguna membawa botol minum sendiri dari rumah. Menurutnya perilaku ini merupakan suatu kebiasaan dan memiiki nilai praktis.
“Kalau bawa minum (dari rumah) ga usah cari kemana-mana lagi dan ga usah beli lagi. Saya juga mendidik anak saya dari kecil, jadi minumnya ga usah sembarangan, juga ga jajan es yg kurang jelas, dan ini sudah saya praktikan sejak lama dan telah menjadi kebiasaan” tegasnya
Namun, Berlian tidak mengetahui adanya Campaign Jaga Lingkungan pada hari itu yang menunjukan kampanye tersebut belum tersebar secara merata. Berlian berharap agar program ini lebih dilirik oleh pengunjung dengan melakukan sosialisasi lebih meluas lagi serta memberikan semacam reward.
“Reward tidak harus bentuknya uang, dengan gerakan ini digebrakan sudah termasuk reward untuk kita” pungkasnya.
Penulis : Adha Jumita, Nabila Syafrina, Jupzhell Selegani.
Editor : Putri