mimbaruntan.com, Untan – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalbar bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Workshop Literasi Media sebagai upaya mencegah dan menangkal radikalisme dan terorisme di masyarakat, Kamis (13/7). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Mahkota Pontianak ini dihadiri 108 peserta, terdiri dari insan pers profesional dan kampus serta pihak yang memiliki korelasi dengan media.
“Kegiatan ini merupakan hal yang penting karena melibatkan insan pers profesional, maupun insan pers kampus atau para pihak yang punya korelasi dengan media, baik yang mainstream atau konvensional baik cetak atau elektronik bahkan media sosial,” ujar Nur Iskandar selaku Ketua Pelaksana saat menyampaikan laporan.
Workshop ini pun dibuka secara resmi oleh pejabat BNPT Khairil Anwar. Dalam kata sambutannya, ia sangat mengapresasi kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme saat ini. “Kegiatan ini dapat memberi pemahaman pada industri media masa pers, mengenai pentingnya peran media massa pers dalam upaya pencegahan terorisme,” katanya.
“Lalu memberikan gambaran secara jelas pada industri media mengenai terorisme di Indonesia secara umum, khususnya di Provinsi Kalbar yang meliputi acaman, perlawanan hingga pertumbuhannya sebagai bagian kewaspadaan bersama dalam upaya pencegahan terorisme,” tambahnya
Selain itu, lanjut Khairil Anwar, melalui kegiatan ini untuk meningkatkan sinergi antara pengurus FKPT Provinsi Kalbar sebagai bagian terdepan di masyarakat dalam pencegahan terorisme dengan media pers. Kemudian, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak negatif internet sebagai salah satu sarana penyebarluasan paham radikalisme dan terorisme.
“Dan yang terakhir untuk mendorong media masa dalam meningkatkan efektifitas sebagai salah satu cara pencegahan terorisme sekaligus menekan fungsi sebaiknya dan interaktif untuk mendorong masyarakat agar lebih bijaksana dalam menggunakan internet sehingga mampu menimbulkan daya cegah terhadap penyerbarluasan paham radikalisme dan terorisme,” jelasnya.
Dalam workshop ini pun memiliki beberapa sesi materi dengan menghadirkan Jimmy Silalahi dari Dewan Pers, Yusriadi dosen komunikasi IAIN Pontianak, tim GEEVV Indonesia dan Willy Pramudya. Kegiatan ini diakhiri pula dengan sesi rekomendasi dan rencana tindak lanjut dari peserta.
Penulis: Nurul
Editor : A.Rahman