Buru,buru,buru,kejar segalanya kawan
Tidakkah kau pelik biarkan tintamu makin menghitam?
Biarkanlah separuh bayang kelam-mu tinggal,biar kujaga,biar kupelihara,biar temani sisi kosong kepalaku
Biarlah sendiri saja mengidap kehampaan peristiwa,kawan
Dikelilingi kerikil congkak yang menusuk tak terelakan
Bermurahlah kawan,tak seberapa,aku ini tangguh
Tangkap kawan,tangkap itu
Bawakan aku secercah embun barang setetes kala kau kilau dipandang akan lautan biru yang agung
Buatlah sumur yang dalam untuk menampung genangan kisah kemahsyuran-mu
Kau kira aku tak lirih jadi saksi kutukan-mu?
Disini,sudut telingaku menyempit meluruhkan not-not sekarat karya tanda kepedihan-mu
Kau harus pergi sekarang juga. Ingatlah selalu sumpah kuno.
Ambillah saja bahagianku pasal padi-padi emas yang terkunci rapat didunia atas!
Jangan gontai kawan,tangga mengular merindu langkah-mu.
Pilih pijakan rapuh yang membawa kemuliaan.
Pergilah sahabat,bawa aku disisa memorimu,dan simpan saja di laci orang-orang kalah supaya kau selalu ingat dari mana kau berasal.
Penulis : Taufik Imam Ramadhan
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2016