mimbaruntan.com , Untan- Pandemi virus corona belum usai, PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa baru) dilaksanakan secara online. Ruang pertemuan virtual disiapkan. Ratusan mahasiswa baru beserta panitia masuk bersamaan. Server down dan jaringan pun terputus. Begitulah kondisi PKKMB Universitas Tanjungpura (Untan) yang dilaksanakan mulai pada hari Rabu (9/9) hingga hari Sabtu mendatang (12/9).
Panitia PKKMB FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Untan, Kurita bercerita bagaimana ia dan panitia lainnya menghadapi kepanikan saat terjadi masalah dengan Zoom Meeting ketika kegiatan berlangsung.
“Panitia panik, peserta maba (mahasiswa baru) juga panik karena tidak bisa masuk zoom meeting, semua panik, ” ujarnya tertawa usai menutup rangkaian acara hari kedua PKKMB.
Saat ditemui di depan Gedung Aula FKIP Untan, Kurita tidak sendiri, ada 20 panitia yang siaga di depan layar laptop, duduk di dalam Gedung Aula memastikan jalannya PKKMB hingga selesai. 20 orang panitia itu disebut co-host yang terdiri dari perwakilan dari 20 prodi yang ada di FKIP. Setiap co-host mengontrol keluar masuknya maba dari tiap prodi dan memperbaiki ketika jaringan putus. Agar peserta PKKMB tidak tertukar, setiap maba sudah diberi kode nomor prodi.
Ia juga bercerita bagaimana mengatur segala bentuk administrasi maba yang dilakukan secara online pula, dari mulai pengumpulan berkas soft file hingga proses printing yang melalui pemantauan dan penyampaian informasi melalui media sosial hingga penggunaan kelas virtual, google classroom. “Panik lagi,” ujarnya singkat disusul tawa.
“Semua berkas soft file dikumpulkan di google classroom, ada sembilan ratusan maba dengan sekitar tujuh lembar surat yang harus di-print, jadi harus kerja lembur sampai larut malam. Belum lagi kalau ada maba yang salah mengumpulkan berkas, nambah kerjaan lagi, itu sih yang bikin riweh,” jelas mahasiswa semester 5 itu.
“Padahal ya, kita udah nyebarkan segala informasi itu di Instagram, FAQ (frequently ask and question) juga kita update, biar dak nanya berulang kali, tapi masih aja pesan Instagram itu masuk ribuan, dikomen lagi karena slow respon, padahal ya kerjaan kita bukan hanya itu,” ucapnya dengan suara rendah.
Sementara itu, cerita lain hadir dari FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Untan. Ketua Panitia PKKMB, Fajar Ihzra bercerita kesulitan sejak awal pembentukan panitia.
“Persiapan FEB tidak banyak karena online kan, beda dengan PKKMB offline, hanya kendalanya itu sulit untuk mencari mentor dan panitia karena kan pada di kampung halaman di masa seperti ini, ” ujarnya saat dihubungi melalui panggilan telepon pada Rabu (8/9).
Kendala jaringan yang terputus juga dialami oleh FEB saat web seminar berlangsung karena terganggunya jaringan wifi kampus.
“masalah yang seperti itu yang sulit dihindari dan datangnya tidak tentu,” pungkasnya.
Reporter : Monica
Penulis : Yoga Indrawan
Editor : Mara