mimbaruntan.com, Untan — Telepon genggam atau dalam bahasa inggris disebut Handphone (Hp) adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik. Radiasi ini memberikan dampak negatif terhadap kesehatan baik secara fisik maupun psikis ketika terlalu berdekatan dengan Hp.
Mobilisasi yang cepat serta banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi membuat Hp dan laptop adalah teman yang selalu berada di dekat mahasiswa. Dua barang elektronik ini memang telah menjadi semacam “teman sejati” yang selalu menemani mahasiswa dimanapun dan kapanpun juga. Kebutuhan akan berkomunikasi, mendapatkan informasi, menyelesaikan tugas-tugas, menulis, presentasi serta banyak hal lainnya membuat banyak mahasiswa menghabiskan sebagian besar waktunya berada didepan laptop, komputer serta telepon genggam. Bahkan, tak jarang mahasiswa terlelap di samping berbagai macam barang elektronik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak yang menghawatirkan ketika terlalu sering bersama dengan barang-barang elektronik. Terutama pada bidang kesehatan yang meliputi fisik dan psikis manusia. Beberapa dampak tersebut diantaranya adalah gangguan electrical sensitivity serta menurunnya fertilitas atau pembuahan pada pria.
Hp pada dasarnya adalah radio yang mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang ke stasiun. Sinyal yang dikirim akan membentuk medan magnet dekat dan medan magnet jauh. Organisme hidup seperti manusia, juga menghasilkan medan elektromagnetik di jaringan, organ, dan organisme tingkat sel, yang disebut biofield. Kedua medan magnet dari telepon seluler dapat merusak medan magnet biofield pada tubuh manusia sehingga akan mempengaruhi metabolisme dan fisiologi tubuh. Salah satu potensi gangguan kesehatan akibat terlalu sering terpapar gelombang elektromagnetik adalah timbulnya reaksi hipersensitivitas, yang juga dikenal dengan electrical sensitivity.
Electrical sensitivity atau juga hipersensitivitas merupakan problem kesehatan masyarakat akibat dari pengaruh radiasi medan elektromagnetik. Gangguan ini bisa berupa gangguan fisiologis yang ditandai dengan sekumpulan gejala neurologis dan kepekaan (sensitivitas) terhadap medan elektromagnetik. Banyak orang yang memiliki sensitivitas terhadap tingkat frekuensi tertentu dari medan elektromagnetik. Gejala-gejala dari electrical sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala, pening, keletihan yang konstan atau menahun serta gangguan tidur berupa sukar tidur. Di samping itu, beberapa gejala lain yang terkadang dapat dijumpai, antara lain berdebardebar, mual tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa terbakar, rasa sakit pada otot-otot, telinga berdenging, kejang otot, kebingungan, depresi serta gangguan konsentrasi. Penyebab timbulnya berbagai keluhan tersebut sangat kompleks dan multifaktor namun paparan gelombang elektromagnetik ambil bagian besar didalamnya.
Gelombang elektromagnetik ini mengganggu melatonin di dalam tubuh manusia. Melatonin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal yang terletak di antara kedua sisi otak. Hormon melatonin di dalam tubuh mengatur irama harian, sehingga orang dapat tidur pada malam hari dan bangun pagi hari. Produksi hormon melatonin dapat dipacu oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik. Gejala-gejala hipersensitivitas tersebut timbul bila produksi hormon melatonin berkurang. Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap, sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya, bising serta medan elektromagnetik. Tak hanya dari secara psikis yang terkena dampak oleh radiasi elektromagnetik dari Hp, namun secara fisik juga terdapat gangguan yang mungkin muncul ketika terlalu sering dekat dengan Hp. Satu diantara dampak yang dapat terkena oleh manusia adalah menurunnya tingkat fertilitas atau pembuahan pada pria.
Memiliki saku yang berada di celana membuat para pria sering menyimpan Hpnya berada di dalam saku. Hal ini memang mempermudah dalam mobilitas namun terlalu dekatnya Hp dengan organ vital pria terutama bagian testis dalam waktu yang relatif sering akan menimbulkan dampak buruk. Hp yang dalam kondisi standby akan selalu menerima sinyal dalam bentuk gelombang radio. Gelombang ini akan mempengaruhi organ testis pria bila terlalu sering terpapar gelombang elektromagnetik dari Hp. Gelombang elektromagnetik memiliki kemampuan dalam meningkatkan oksidatif stres atau kadar radikal bebas di dalam testis.
Testis juga rentan terkena efek racun dari metabolit oksigen reaktif, sehingga dalam konteks ini organ testis hampir sama dengan organ otak. Hal ini memperlihatkan bahwa testis merupakan jaringan yang mudah rusak. Testis sangat membutuhkan oksigen untuk proses pembuatan sperma. Stres oksidatif yang terjadi akibat paparan gelombang elektromagnetik dari Hp dapat meningkatkan senyawa asam lemak tak jenuh pada membran sel spermatozoa serta penuaan tubulus. Senyawa ini dapat merusak jaringan membran dengan meningkatkan permeabilitas atau kemampuan untuk meloloskan sesuatu yang dimiliki membran. Meningkatnya permeabilitas ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan bergerak spermatozoa, kerusakan sel Leydig dan sel Sertoli. Hal-hal ini disebutkan sebagai permulaan terjadinya kemandulan pada pria. [s]
Prof. Dr. Dr. Anies, M.P. (2007). Mengatasi Gangguan Keseha tan Masyarakat. Pidato Pengukuhan (pp. 22-23). Semarang: Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.
Victorya, R.M. (2015). Effects Of Handphone’s Electromagnetic Wave Exposure. J Majority, P. 96-98
Penulis : Adi
Editor : Marna Ideal