mimbaruntan.com, Untan—Sebanyak 20 mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) melakukan ujuk rasa di bundaran Digulist pada Rabu pagi (9/12). Dalam aksinya yang bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi, mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan “TUNTASKAN KASUS KORUPSI DI TUBUH POLDA KALBAR” dan mereka juga menyuarakan tentang permasalahan korupsi yang ada di Kalimantan Barat. Dayat selaku sekjen Solmadapar mengaku kecewa dengan kinerja Polda Kalbar dalam mengusut tindak pidana korupsi. Menurutnya Polda Kalbar tidak cekatan lamban, tidak transparan, tidak jeli dan kurang tegas dalam menyelesaikan kasus yang merugikan negara.
“sampai saat ini, masih terdapat beberapa kasus korupsi di Kalbar yang belum tuntas, seperti kasus dana bansos tahun 2006-2008 mencapai 20 M yang makin kabur, kasus oknum Polda Kalbar berinisial AKBP ET yang menghabiskan uang negara senilai 6,52 M, terciumnya aroma terduga korupsi Rusunawa di IAIN dan rumah sakit Untan serta yang lainnya yang mungkin belum terkuak” ucapnya.
Dia menambahkan jangan sampai kasus korupsi yang terdapat di Kalbar dibiarkan begitu saja. hal senada juga diugkapkan oleh Wahyu, sampai saat ini masyarakat masih tidak mengetahui perkembangan kasus korupsi. “banyak pemaparan tentang kasus korupsi namun tidak ada penyelesaia” tegas wahyu saat berorasi.
Tidak hanya itu wahyu juga menilai bahwa saat bangsa Indonesia mengalami kondisi terpuruk karena korupsi, pemerintah malah melakukukan politik konspirasi terkait kasus korupsi yang ada di Indonesia. Tepat tanggal 9 Desember yang merupakan Hari Anti Korupsi namun pada tanggal yang sama pemerintah memberlakukan pilkada serantak dan bahkan dijadikan hari libur nasional.
“kami dari solmadapar akan tetap mengawal kasus korupsi yang ada di Kalbar, karena perbuatan tersebut dapat merugikan negara sehingga menyengsarakan rakyat,” tegasnya.
Aksi demonstrasi yang dimulai dari pukul 10.00 diwarnai dengan bakar ban. Setelah dua jam berorasi mahasiswa Solmadapar kemudian memberikan simbolis bendera hitam dan melanjutkan berorasi di Polda Kalbar.
Penulis : Riko Saputra
Editor : Irvan