mimbaruntan.com, Pontianak-Kedatangan Presiden R.I. Joko Widodo ke Kalimantan Barat disambut dengan demonstrasi oleh puluhan mahasiswa yang berasal dari berbagai organisasi seperti SOLMADAPAR, HMI, PMII, dan FMN pada Sabtu pagi, (22/8). Demontrasi yang berlokasi di Jl. K.S Tubun tepatnya samping Masjid Raya Mujahidin dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian dan TNI. Pada saat proses pembubaran sempat berlangsung ricuh dan saling kejar-kejaran sampai ke halaman masjid Mujahidin serta sebanyak 19 mahasiswa diamankan dan di bawa ke Polresta Pontianak.
Wadan Satgas Pamwil, Letkol Inf Jacky Ariestanto mengatakan bahwa para demonstran dibubarkan dan diamankan karena tidak mengantongi izin dan menilai aksi mereka melanggar hukum, “Unjuk rasa ini tanpa izin, jadi kita membantu kepolisian untuk menetralisir agar event yang diselnggarakan rakat bisa aman, tertib dan lancar,” ujarnya.
Atas kejadian tersebut hidayat selaku perwakilan dari SOLMADAPAR sangat kecewa dengan tindakan aparat kepolisian dan TNI. Dia menyebutkan bahwa demo yang dilakukuannya merupakan aksi damai, “ kami hanya ingin melakukan aksi damai dari Jln. K.S Tubun menuju perempatan lampu merah PCC tanpa membawa alat yang berbahaya dan kami juga tidak mau berbuat onar, ketika kami ingin berunjuk rasa kami juga sudah meminta izin namun selalu dipersulit dan tidak diizinkan, ujarnya ketika selesai berorasi.
Dia juga menambahkan merasa kasian dengan 19 mahasiswa yang sempat mendapat pukulan dari aparat polisi/TNI dan kemudian dibawa ke Polresta. Menurutnya negara RI adalah negara demokrasi dan bebas menyamapaikan pendapat. “Negara kita demokrasi tetapi tidak diberi celah sedikitpun malah banyak mahasiswa yang dilakukan secara tidak wajar” pungkas Dayat.
Beberapa mahasiswa juga menyesalkan bahwa mereka hanya ingin menyuarakan beberapa tuntutan seperti kedaulatan ekonomi R.I. dan nasib rakyat Kalbar. “kami menginstruksikan Jokowi, dengan kunjungan kerja yang kedua kalinya di bumi katulistiwa dapat memberikan perubahandi Kalbar baik ekonomi, infrastruktur dan lain sebagainya, kami tidak mau dianak tirikan.” tutup Bima satu diantara beberapa mahasiswa yang berunjuk rasa.
Reporter : Tim mimbarunta.com
Editor : Riko Saputra