Aku berdiri di pojok sana, sendiri. Pemandangan yang menerpa mataku indah, namun entah kenapa malah memancing, mungkin bisa dibilang, iri. Salahkah? Membuat perbandingan atas dua hal yang berbeda, katanya sih logical fallacy. Namun apakah segala yang masuk akal itu benar? Dan apakah yang semua yang benar harus masuk akal? Bagaimana dengan perasaan? Padahal saat kita periksa kesehatan saja malah kita yang ditanya, “Sakit apa?” atau “Apa gejala yang dialami? Apa yang dirasakan?”
Rasa-rasanya ada beberapa hal yang memang di luar akal. Sesekali apa-apa yang terjadi, bisa saja di luar nalar. Seperti apa yang dianggap akan bertahan selamanya, namun berakhir dalam sekejap mata. Dompet yang menjadi tempat kita menyimpan hal-hal berharga juga bisa saja jatuh kapan saja, lupa dimana menaruhnya, atau tercecer di jalan isinya, atau bahkan diambil orang yang tak pernah disangka-sangka. Kita tidak pernah tahu kan?
Baca juga: Bunga Tidur di Januari
Saat menulis juga, aku lebih suka mendengar bisikan dari dalam. Mungkin sesekali nalar membenarkan dan meluruskan. Bukan berarti harus berat sebelah, karena sebenarnya semuanya selaras, seharusnya. Walau konflik batin sering terjadi, sebagaimana realita dan ekspektasi kadang menjadi akar dari segala penyakit hati.
Tapi aku masih berdiri sana. Menatapi, bagaimana orang-orang begitu hebat di bidangnya masing-masing. Punya suara yang sangat merdu sekali, entah untuk bernyanyi atau sekedar berbicara saat berkomunikasi. Ada juga yang pandai sekali merakit ide-idenya dalam bentuk dua dimensi bahkan tiga dimensi, berbentuk nyata bahkan virtual/ilustrasi.
Kulihat-lihat lagi, ada orang yang bisa menggerakkan tubuhnya dengan lihai sekali, entah untuk berolahraga, mengangkat beban atau menari. Ada yang pandai bermain instrumen, ada juga yang elok membuat ornamen. Ada yang jago berbicara tanpa terbata-bata, ada juga yang menulis begitu indahnya, secara diksi maupun secara struktur dan isi.
Sementara aku, hanya berdiri di sana. Melihat orang-orang itu berkarya. Aku bertanya-tanya, aku ini bisa apa? Saat aku menulis ini, dengan sok tahunya, mungkin adalah jawabannya.
Penulis : Ilham
Editor : Putri