DUKUNGAN AKSELERASI PENCAPAIAN MASYARAKAT PERBATASAN TAHAN PANGAN
DISEMINASI TEKNOLOGI OLAHAN PANGAN BERBASIS POTENSI LOKAL DARI PERGURUAN TINGGI
Daerah perbatasan antar negara di Kalimantan Barat mempunyai nilai yang sangat strategis apabila dilihat dari sudut pandang kerjasama ekonomi, budaya, politik serta pertahanan dan keamanan negara Indonesia. Apabila kita melihat lebih jauh, khususnya dari sisi kesejahteraan sosial maka terjadi ketimpangan bagi saudara kita di desa-desa di kawasan perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak Malaysia. Namun demikian saat ini Pemerintah telah berusaha mengejar ketertinggalan dengan memperbaiki infrastruktur seperti jalan sehingga dapat mendorong pembangunan eknomi masyarakatnya.
Secara umum bila mengunjungi daerah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia maka informasi yang diperoleh adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia bila didasarkan pada tingkat pendidikan dan ketrampilan serta kesehatan. Faktor utama penyebab masalah tersebut adalah terbatasnya akses jalan dan komunikasi di daerah tersebut sehingga informasi pengetahuan, teknologi dan kesehatan sangat lamban. Tentunya masalah tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah termasuk lembaga pendidikan dan masyarkat. Universitas Tanjungpura melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPKM) mengambil bagian dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui program pengabdian pada mayarakat. Salah satu program pengabdian yang telah diinisasii untuk daerah perbatasan adalah di desa Kumba Kecamatan Jagoi Babang Kalimantan Barat dengan melakukan diseminasi teknologi olahan pangan permen jelly berbasis potensi unggulan lokal terung asam dan pakis.
Diseminasi teknologi olahan pangan lokal dipilih karena desa-desa di perbatasan kaya akan hasil pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian saat ini yang mempunyai nilai eknomi untuk dikembangkan diantaranya hortikultura sayuran termasuk terung asam, jagung manis, buah semangka dan sayuran daun lainnya. Hasil perkebunan berupa lada dan kopi juga berkembang dengan kualitas hasil yang baik demikian juga perikanan air tawar seperti udang galah, ikan belidak, ikan snangin yang nilainya tinggi bila diekspor. Namun demikian perlu adanya diseminasi teknologi olahan pangan untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah ekonomi yang tinggi dan masa simpan yang lama. LPPKM Untan melakukan diseminasi olahan pangan permen jelly dengan memanfaatkan terung asam, pakis, cempedak, pisang, dan jagung yang banyak di daerah tersebut dimana pada saat panen raya harganya sangat murah. Saat ini pengetahuan masyarakat tentang sayuran dan buah lokal tersebut hanyalah dikonsumsi atau dijual dalam bentuk segar atau diolah menjadi sayur keluarga.
Lebih jauh tentunya program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh LPPKM Untan dalam bentuk diseminasi teknologi olahan permen jelly dengan bahan baku lokal dapat dimanfaatkan untuk mendorong terwujudnya ketahanan pangan. Keberhasilan ketahanan pangan masyarakat dapat dilihat dari 4 aspek yaitu ketersedian pangan yang cukup ditingkat rumah tangga, pemantapan distribusi pangan, penganekaragaman konsumsi pangan sehingga mampu mengatasi masalah pangan. Hasil pertanian seperti terung asam, pakis, timun labu kuning yang biasanya diolah diolah menjadi sayur atau dimakan segar akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi biala dibuat olahan pangan yang tahan lama dismpan dan mempunyai nilai pasar. Inisiasi program ini dapat menjadi salah satu contoh kegiatan ditempat perbatasan lainnya.
Program pengabdian melalui diseminasi teknologi dapat memicu kegiatan ekonomi, harapan masyarkat yang paling banyak adalah hasil inovasi olahan permen jelly dari bahan pangan lokal dapat bermanfaat selain utamanya sebagai konsumsi keluarga juga dapat dimanfaatkan untuk acara arisan, hari raya dan dijual. Oleh karena itu perlu disadari bahwa dalam program pengabdian pada masyarakat perlunya program yang menyeluruh dan berkelanjutan. Keberhasilan diseminasi juga akan diakselerasi apabila teknologi yang diberikan kepada masyarakat mudah dimengerti dan tidak memerlukan syarat secara khusus dalam operasional alat serta alat yang dideseminasikan mudah diperbaiki apabila terjadi kerusakan. LPPKM Untan telah berkomitmen pangan lokal di perbatasan yang merupakan unggulan daerah perlu dikembangkan fungsinya ditunjang peningkatan sarana komunikasi untuk memudahkan pemasaran sehingga dapat mengakselerasi terwujudnya ketahananan pangan dan tentunya akan dipercepat adanya sinergi dengan Pemerintah Derah dan lembaga lainnya.
Bagian akhir kegiatan yang dilakukan adalah mengukur tingkat pemahaman dan bagaimana dampak terhadap diseminasi yang dilakukan. Bagaimanakah pendapat masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan Tim LPPKM Untan tersebut? Ternyata masyarakat menyatakan 85 % mitra menjawab sangat berguna bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
Yohana S. K. Dewi, Surahman dan Dwi Zulfita
Tulisan Ini adalah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dosen Untan