mimbaruntan.com, Untan- Dari kaki Gunung Betung, tepatnya di Desa Tanjung Lasa, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, ke-lima Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Tanjungpura (Mapala Untan) menyusuri punggung gunung pembatas alam wilayah Indonesia dan Malaysia. Di atas hamparan selimut alam Kalimantan Barat (Kalbar) inilah mereka mencatat perjalanan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM), Penelitian Habitat Ikan Semah, dan Pendakian Gunung Betung.
Tiga hari lamanya terhitung dari Jumat (2/7) hingga Minggu (4/7), kegiatan pengkaderan Mapala Untan dimulai dari pemberian buku hasil donasi kepada Pemerintah Desa Tanjung Lasa untuk dijadikan bahan bacaan perpustakaan desa. Dilanjutkan dengan sosialisasi pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga. Kegiatan ‘pemanasan’ tersebut pun ditutup dengan bakti sosial membersihkan halaman balai desa,dan edukasi motivasi untuk menggapai cita-cita untuk siswa SDN 13 Tanjung Lasa.
Tuntas sudah tugas pengabdian pada masyarakat, kelima mahasiswa ini mulai memasuki Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK), paru-paru Kalbar yang menjadi kekhasan Provinsi Kalbar di tingkat dunia. Aliran deras sungai Embaloh mulai terdengar, tamparan air yang menyentuh badan perahu pun mulai menggoyangkan penumpang diatasnya. Penelitian pun dimulai.
Dari ujung hilir hingga hulu sungai laju air, di tiga titik stasiun yang berjarak masing-masing 100 meter, kedalaman, hingga suhu dicatat sedetail mungkin, untuk kemudian jadi karakteristik adanya habitat Ikan Semah, ikan langka dari Kalimantan Barat. Dari penelitian ini ditemukan 44 jenis ikan yang menjadi karakteristik dari habitat Ikan Semah.Penelitian tersebut dilaksanakan selama 3 hari terhitung dari tanggal 6 hingga 8 Juli 2021.
Baca juga : Menilik Indeks Optimisme Melalui Webinar GNFI
Dua hari berlalu, data penelitian dirasa masih belum rangkum, namun masih ada perjalanan akhir yang mesti Jordi, Nurul, Florentina, Ilham,dan Rahayu selesaikan terlebih dahulu, yaitu Pendakian 1.128 mdpl Gunung Betung. Lelah pendakian mulai dirasa dan semakin kentara Ketika jarak dari kaki gunung semakin jauh, namun segera terbayar lunas dengan pemandangan yang alam yang ada.
Tak sekedar pendakian, perjalanan menuju puncak ini bertujuan untuk membuka jalur wisata dan riset tentang keanekaragaman flora dan fauna di sepanjang jalur pendakian, serta membuka kesempatan pendakian virtual bagi para penikmat alam gunung.
Kepala Bidang 1 TNBK, Junaidi mengatakan bahwa “Catatan Gunung Betung termasuk ke zona rimba pemanfaat. foto dan video yang didapat akan dirangkum sebagai bahan wisatawan terkait data dan informasi yang ada di sepanjang perjalanan pendakian,” ujarnya saat
Sabtu (17/07) perjalanan belum selesai, masih ada data penelitian yang masih harus dilengkapi. Sebanyak 10 orang informan kunci dari masyarakat Desa Menua Sadap harus mereka wawancarai guna mendapatkan informasi tentang budaya masyarakat yang berhubungan dengan Ikan Semah dari sisi kearifan lokal, dan ekonomi, juga mengenai ekosistem dari sisi habitat, siklus hidup dan tekanan lingkungan yang terjadi terhadap ikan semah, sekaligus memberikan rekomendasi kepada masyarakat terkait pembudidayaan ikan semah.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Arif Mahmud menyampaikan harapannya di penghujung acara pemaparan kegiatan pada Minggu (18/07)
“Banyak hal yang bisa digali dari kegiatan ekspedisi ini terutama kawan-kawan bisa punya kesempatan untuk eksplorasi. Saya berharap ada tema-tema lain untuk kegiatan ekspedisi dan penelitian yang bersifat memenuhi skripsi,” pungkasnya.
Arjun selaku ketua umum Mapala Untan mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung kegitan ini sehingga dapat berjalan lancar.
Penulis : Mapala Untan
Editor : Mara