Mood ialah suasana hati yang mencerminkan suatu bentuk keadaan emosional seseorang dan cenderung bersifat sementara. Mood terbagi menjadi dua jenis yakni mood baik (good mood) dan mood buruk (bad mood). Pada usia muda, mood seringkali mengalami gangguan tertentu. Gangguan tersebut dapat disebabkan dengan adanya depresi.
Depresi merupakan suatu gangguan yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimis, dan kesepian. Keadaan ini sering disebutkan dengan istilah kesedihan (sadness), murung (blue), dan kesengsaraan yang sesuai dengan ketentuan Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV).
Gangguan pada mood seringkali dipandang sebelah mata, karena dianggap sebagai hal yang lumrah bagi tiap individu, terutama mereka yang sedang menginjak usia remaja. Namun, perlu Anda ketahui sisi negatif dari gangguan mood itu sendiri, ialah gejala bipolar yang terjadi jika suasana hati mereka seperti naik roller coaster, kadang-kadang naik dan turun, memiliki mood tertekan jangka panjang yang bercampur dengan periode kenaikan suasana hati.
Baca Juga: Resolusi Gagal : Masih Mau Buang-Buang Waktumu?
Bipolar berasal dari dua kata, yaitu bi dan polar. Bi berarti dua dan polar berarti kutub. Maka bipolar adalah gangguan perasaan dengan dua kutub yang bertolak belakang. Dua kutub yang dimaksud adalah depresi dan manik.
Depresi didefinisikan sebagai kedaan emosional yang ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan rasa bersalah, menarik diri dari orang lain, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya dilakukan. Manik didefinisikan sebagai keadaan emosional dengan kegembiraan yang berlebihan, mudah tersinggung, disertai hiperaktivitas, berbicara lebih banyak dari biasanya, serta pikiran dan perhatian yang mudah teralih.
Sehingga gangguan bipolar merupakan nama yang digunakan untuk perubahan mood secara berkala. Diperlihatkan oleh individu yang mengalami episode manik (kutub pertama), episode depresi berat (kutub kedua), dan perilaku normal yang terjadi di antara kedua episode tersebut.
Namun, banyak di antara masyarakat yang belum mengenal lebih dekat perihal bipolar. Bahkan, beberapa individu secara tidak sadar telah mengalami gangguan bipolar sejak dini. Berdasarkan kasus-kasus yang pernah ditemui, gangguan bipolar bisa saja menjangkit individu di usia kanak-kanak hingga usia dewasa, akan tetapi setengah dari kasus-kasus gangguan bipolar ditemukan pada penderita yang berumur di bawah 25 tahun. Ketidaksadaran tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai pentingnya wawasan tentang gangguan bipolar yang bisa saja dialami kerabat ataupun individu itu sendiri.
Baca Juga: 6 Hal yang Dibicarakan Mahasiswa Untan Saat Nongkrong di Kafe
Gangguan bipolar tidak mudah dikenali, karena gangguan bipolar terlihat tidak jauh berbeda dengan masalah gangguan mood atau perubahan suasana hati biasa. Akan tetapi, perlu Anda pahami bahwa berawal dari gangguan mood, kita sudah perlu mencegah atau mengatasi adanya gejala-gejala bipolar lainnya. Beberapa gejala yang menandai adanya gangguan Bipolar (Manic-Depresiv and Cyclotymia) antara lain :
- Menurunnya kebutuhan tidur,
- Lebih banyak berbicara dari biasanya.
- Pikiran meloncat-loncat
- Perhatian mudah beralih.
- Peningkatan aktivitas dalam bidang sosial, pekerjaan, sekolah atau seksual.
- Keterlibatan yang berlebihan pada aktivitas yang menyenangkan namun berakibat buruk
Akan tetapi, tak semua gejala yang telah disebutkan diatas dapat langsung dikategorikan sebagai gangguan bipolar. Namun perlu tindak lanjut dari ahli dalam mendiagnosa. Individu dengan gangguan bipolar memiliki risiko tertinggi terkait untuk melakukan tindakan bunuh diri. Sekitar 25% hingga 50% dari total individu dengan gangguan bipolar akan melakukan percobaan bunuh diri paling sedikit sekali selama hidupnya.
Adapun pengobatan yang sering dilakukan kepada penderita bipolar merupakan tantangan yang sulit dikarenakan penyakit ini bersifat berulang, episodik dan heterogen. Sehingga dalam pengobatannya selain dengan melakukan terapi guna uuntuk menstabilkan mood, peran keluarga dan orang sekitar dalam memonitor juga perlu dilakukan.
Penulis: Rahma Ning Tyas
Editor : Aris Munandar