mimbaruntan.com, Untan – Dengan pemotongan pita secara simbolis, dibukalah bazar produk lokal pada pagi itu, Jumat (9/6) di depan pentas utama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (Untan). Dibuka jugalah rangkaian acara GEYOW FEST, yakni pekan kreativitas mahasiswa Pendidikan Geografi terhadap produk lokal Kalimantan Barat.
Acara ini diadakan dalam rangka pemenuhan tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Kewirausahaan bagi mahasiswa Pendidikan Geografi, serta untuk menjalin kerjasama dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di daerah Kubu Raya dan Pontianak. Acara yang berlangsung selama dua hari ini dimeriahkan oleh bazar makanan dan produk lokal, lomba fashion show anak, workshop, serta malam puncak yang diisi dengan berbagai penampilan seperti karaoke, dance, hingga band.
Hikmah Putri, selaku ketua panitia GEYOW FEST mengatakan bahwa pengenalan produk lokal dari Kalimantan Barat, terutama Pontianak, menjadi fokus dalam acara yang diselenggarakan pada tahun ini.
“Fokus kami pada tahun ini mungkin di lingkup Kalimantan Barat terlebih dahulu. Jadi kami fokuskan produk lokal apa sih yang menjadi ciri khas dari Kalbar? Terutama dari kota kita sendiri, Pontianak itu kan pasti banyak potensi-potensi budaya, etnik, dan kriya. Jadi kami mengangkat tema itu di tahun ini,” jelasnya.
Menurut Hikmah, produk-produk lokal yang diolah bisa dipetakan dan dijadikan bahan ajar atau modul untuk pengembangan murid di sekolah.
“Di geografi itu ada namanya mata kuliah keanekaragaman yang ada di Indonesia. Produk lokal yang kami olah itu bisa kami petakan sesuai dengan keanekaragaman Indonesia dan bisa kami jadikan bahan ajar atau kami jadikan modul untuk pengembangan murid di sekolah,” terangnya.
Terdapat berbagai UMKM yang turut memamerkan dan menjual produknya di bazaar. Salah satunya adalah K2CK (Karya Kreatifitas Cipta Khatulistiwa), sebuah UMKM yang menjadi wadah bagi pelaku usaha di daerah Kota Baru.
Sri, salah satu anggota dari K2CK mengaku bahwa banyaknya saingan menjadi kesulitannya dalam pemasaran produk lokal.
“Saingannya banyak, karena pelaku usaha itukan banyak. Jenis (produk) nya juga banyak yang sama. Apalagi di zaman sekarang banyak larinya ke usaha,” curahnya.
Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Justitia Club Gelar Diskusi Publik
Alasan Sri menggeluti wirausaha produk lokal khususnya di bidang makanan adalah karena lebih menguasainya di banding produk lain. Tidak hanya itu, dengan bewirausaha, Sri mengaku dapat menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga.
“Kalau yang lain harus punya keahlian khusus. Kalau masak kebanyakan kan memang ibu-ibu itu pasti bisa. Jadi bisa nambah-nambah penghasilan, membantu ekonomi keluarga, dan memang menguasai produk lokal,” terangnya.
Dengan mengenal produk lokal, generasi muda akan mencintai dan mengembangkan produk tersebut sehingga tidak mati. Begitulah yang diungkapkan oleh Putri Tipa Anasi, selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Geografi.
“Misalnya dari sini mereka udah mulai mengenal, oh ternyata Kalimantan barat tu juga punya loh produk khas, produk unggulan kayak gitu, jadi kalo misalkan mereka mengenal otomatis mereka akan bisa mencintai gitu. Karena gini, kalo misalkan produk-produk unggulan dari Kalbar sendiri itu mati, kan siapa lagi yang akan mengembangkan kalau bukan kalian yg generasi muda,” ungkapnya.
Baca Juga: Berwirausaha di Rumah Aja tanpa Ribet
Produk-produk yang dijual di bazaar tidak hanya berasal dari berbagai UMKM, namun juga dari mahasiswa hingga alumni Prodi Pendidikan Geografi. Menurut Putri, bentuk kreativitas yang ingin dimunculkan melalui acara ini adalah kreativitas dalam mengemas dan memasarkan produk.
“Di dalam berkewirausahaan ini berarti kayak mereka mengemas produk mereka, terus kemudian cara pemasarannya. Kan selama ini, sebelumnya dari mereka ada yang orangtuanya itu menjual kue gitu. Tapi kemasannya ya standar-standar aja. Tapi kalo misalkan mereka mengemas dengan menarik, kadang kan kita melihat covernya dulu baru isinya, jadi lebih kayak mengembangkan kreativitas untuk pemasaran nya mereka,” jelasnya.
Putri berharap agar mahasiswa yang sudah berwirausaha dapat mengembangkan usahanya lagi dan bagi yang belum berwirausaha dapat mulai berpikir untuk mendirikan usaha.
“Harapannya mereka yang sudah memiliki usaha itu lebih mengembangkannya lagi terus mereka yang sama sekali tidak berpikiran untuk berwirausaha itu sudah mulai berpikirlah, nanti aku bisa bikin usaha apa ya. Jadi harapannya mereka mahasiswa itu tidak hanya berpikiran, nanti aku keluar dari sini jadi guru, jadi PNS, tapi ada yang mendirikan usaha,” pungkasnya.
Penulis: Ibnu
Editor: Lulu