mimbaruntan.com, Untan – Kasus pencurian helm di Rusunawa Untan tampaknya sudah menjadi masalah yang sering terjadi. Penghuni yang kehilangan helm tak jarang langsung melaporkannya di grup WhatsApp, berharap ada tindakan dari pengurus Rusunawa, entah untuk membantu menemukan barang mereka atau sekadar mendapatkan kejelasan. Namun, seperti apa sebenarnya respons dan langkah yang diambil oleh pengurus Rusunawa menanggapi laporan-laporan kehilangan ini?
Reporter Mimbar Untan memperoleh data laporan kehilangan dari grup Rusunawa Putra. Berdasarkan data tersebut, barang-barang yang hilang cukup beragam, mulai dari sandal, dompet, helm, hingga sepeda motor. Dari keseluruhan kasus, kehilangan helm tercatat paling sering terjadi mencakup 33% dari total laporan.
Alwi, penghuni Rusunawa, pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika helm temannya hilang di lingkungan rusun. Ia melaporkannya ke grup Rusunawa Putra, berharap mendapat dukungan dari pengelola. Namun, sebuah plang bertuliskan ‘kehilangan bukanlah tanggung jawab Rusunawa’ menegaskan bahwa pihak pengelola tidak bertanggung jawab atas kasus tersebut.
“Meski sudah melaporkannya ke grup Rusunawa, tampaknya pihak pengelola memang tidak menindaklanjuti kasus kehilangan, mungkin karena sudah ada plang yang menyebutkan bahwa barang hilang bukan tanggung jawab Rusunawa,” ujar Alwi pada (24/10/2024).
Baca Juga: Wajah Baru Rusunawa Untan
Rekaman CCTV pun tidak diberikan langsung oleh pihak Rusunawa penghuni harus memintanya terlebih dahulu. Meskipun pihak Rusunawa membantu pengecekan CCTV, mereka tidak berperan lebih jauh dalam upaya mencari pelaku, sehingga pelapor harus melakukan pencarian sendiri.
“Untuk cek CCTV, kami harus meminta langsung ke pihak Rusun, jadi mereka tidak langsung memberikannya. Tidak ada bantuan lebih dari pihak Rusun, jadi kami terpaksa mencari sendiri,” pungkasnya
Alwi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak Rusunawa Untan, yang menurutnya hanya sekadar memasang CCTV tanpa mengambil tanggung jawab lebih dalam menjaga keamanan. Respon dari pihak Rusunawa juga dirasakannya cenderung menyalahkan penghuni daripada mencari solusi atau memperketat sistem keamanan.
“Kesal ya karena tanggung jawab mereka seolah cuma sampai di pemasangan CCTV. Keamanan pun terkesan kurang serius, pihak Rusunawa sama sekali tidak mau bertanggung jawab kalau helm hilang, justru penghuni yang disalahkan. Bukannya memperketat keamanan, malah penghuni yang dianggap lalai. Itu saja, memang kemarin kesal banget,” ungkapnya.
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Firman, penghuni Rusun Putra yang juga pernah kehilangan helm menyatakan bahwa fasilitas CCTV yang tersedia sudah memenuhi standar keamanan.
“Menurut saya, dengan adanya fasilitas seperti CCTV sekarang, keamanannya sudah cukup standar. Kalau soal fasilitas, saya rasa sudah memadai,” Ujar Firman pada (24/10/2024).
Firman juga berharap agar para mahasiswa bisa lebih tertib dalam menjaga barang-barang mereka. Menurutnya, karena area Rusunawa ramai bukan hanya oleh penghuni tetapi juga pengunjung dengan berbagai keperluan, pengawasan penuh menjadi sulit. Pihak Rusunawa sendiri telah menghimbau agar barang berharga dibawa dan diamankan masing-masing, bahkan ada banner yang mengingatkan penghuni untuk selalu mengamankan barang-barang mereka.
Baca Juga: Pindah Memilih Sebagai Solusi Mahasiswa Rantau
“Harapan saya lebih ke mahasiswa sendiri. Kita di sini ramai, bukan hanya yang tinggal di Rusunawa, tapi ada juga yang datang untuk belajar atau bekerja dalam kelompok. Jadi, kita tidak bisa mengontrol setiap orang. Pihak rusun sudah berusaha dengan menghimbau agar barang-barang seperti helm dibawa atau disimpan di tempat aman. Sudah ada juga banner yang mengingatkan agar selalu kunci stang motor dan bawa helm, atau simpan helm di tempat yang aman. Menurut saya, pihak rusun sudah cukup berupaya untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Reporter mimbaruntan telah mencoba untuk menghubungi Manajer Operasional Rusunawa Untan agar menanggapi kasus kehilangan ini. Namun, karena masalah waktu, tidak memungkinkan wawancara terjadi hingga saat tulisan ini terbit (8/11/2024).
Reporter: Aga, Sebastian
Penulis: Aga
Editor: Uis