Oleh Obi Samhudi
mimbaruntan.com, Universitas_Tanjungpura, Pontianak–
Senja dulu sudah mengaung
Dari damainya waktu
Dari seikat kembang yang menyerbak ranum
Memanggil dari alam lain
………………….
Dulu, Indonesia-ku sepatah kata yang termaktub dalam sabda jiwa
Tak ada pisau tajam yang mampu melumpuhkannya
Tak mungkin juga otak-otak kotor hidup di zaman nya
Dulu, Indonesia-ku kaya tanpa ada harga
Tak mampu terbayar …
Tiada mimpi yang terbeli
Dan dulu juga, Indonesia-ku pusaka abadi sang saka
Senapan-senapan luar biasa !!!
Ah, hanya dipandangi saja …
Tak mampu banyak bicara mereka
Namun, dari dulu tak kutemui kini
Di Indonesia-ku
Banyak arwah-arwah meronta
Menangis dalam pagutan nisan mereka
Memanggil nama, dengan tanya?
Aku lapar penguasa ?!!!
Aku haus tinta-tinta pena kemerdekaan jiwa ?!!
Mereka hanya nyawa terbunuh manisnya bibir penguasa …
Di Indonesia-ku banyak bergumam bencana
Pelan tapi membahana hingga pelosok Sumatera
Hingga jiwa juang, terguncang di alam fana.
Di-Indonesia-ku menangis pendidikan
Mengais sisa-sisa celotehan pujangga edan
Mengemis sisa obrolan-obrolan intelektual peembunuhan
Indonesiaku, darahmu mengelabu
Sungguh mengelabu, hingga aku mati dalam pelukan cintaku
Indonesiaku, bangunlah dari tidur panjang mu
Buka setiap lembar-lembar kusam
Tenang Indonesia-ku sudah kusiapkan tong sampah pembodohan
Buang saja kesana dan jangan diperdulikan
Indonesiaku, surga Ibu dan Bapakku!!!
Puitisi pemimpin-pemimpin itu dengan sajakmu
Kau tuliskan di dataran bergelombang lautan
Dan naskahnya kau hanyutkan disetiap pelosok kehidupan