mimbaruntan.com, Untan – Forum BIMP-EAGA sukseskan salah satu programnya “Pameran Produk Hasil Hutan” yang diadakan di Galeri Nasional tepatnya di Jalan Veteran No.C/3, Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan pada Minggu, (27/11).
Kegiatan ini memamerkan berbagai macam hasil hutan, salah satunya adalah kerajinan dari bahan rotan, yang menghasilkan berbagai macam produk antara lain tikar, tas, tempat pengadah gelas, piring, tudung saji, dan ayak padi/beras. Produk-produk yang dihasilkan pun tidak hanya berasal dari satu wilayah saja melainkan berbagai wilayah yakni Bengkayang, Ketapang Utara, Sekadau dan Melawi. Beberapa hasil dari produk ini ternyata memiliki harga yang relatif terjangkau. Masyarakat yang terlibat dalam pembuatan kerajinan itu pun berasal dari daerah-daerah setempat.
Ditemui pada kesempatannya, Angga selaku panitia dari penyelenggaraan pameran ini mengatakan produk yang berasal dari beberapa wilayah tersebut memang dicanangkan untuk dipasarkan di pameran.
”Produk yang berada di dalam galeri nasional ini berasal dari beberapa kabupaten yang ada di Kalimantan Barat dan produk ini akan dipasarkan melalui pameran seperti ini” ujarnya.
Tak berhenti sebagai wadah unjuk pamer hasil hutan saja, ternyata Galeri Nasional juga merupakan pusat dari pemasaran seluruh produk yang ada di Pontianak. Angga juga menambahkan sedikit bahwa pemasaran produk-produk hasil hutan memang terlihat masih di Kalimantan Barat, namun ternyata sudah ada produk yang dipasarkan di kancah Nasional hingga Luar Negeri.
Adapun dijelaskan Angga bahwa banyak dampak positif dari hasil hutan berupa produk dari rotan,
“Dampak positif yang didapat pengrajin sekitar kawasan hutan ialah meningkatnya perekonomian, masyarakat pun diberikan bantuan sehingga tidak merusak hutan” imbuhnya.
Dijelaskan oleh Ari selaku staf evaluasi pameran, bahwa peminat dari hasil produk olahan rotan sangat besar sekali, tetapi budidaya rotan sangat sulit terutama dari cara pembuatan sebab rotan bersifat manis sehingga lebih mudah dimakan oleh hewan.
“Terkadang pengrajin dalam mencari bahan mentahnya juga sulit walaupun sentralnya di Kabupaten Bengkayang. Tidak dapat dipungkiri mereka juga mengambil bahan mentah dari provinsi lain, misalkan di Palangkaraya ketika peminatnya banyak dan bahan baku yang tersedia kurang” tambahnya.
Ari juga berharap dengan adanya pameran ini mampu memberikan pengaruh baik bagi pengrajin, apalagi dengan adanya potensi hasil hutan non-kayu. Sangat diharapkan rotan dapat menghasilkan produk-produk unggul lagi dari masyarakat sekitar hutan sehingga dapat bermanfaat bagi mereka di masa yang akan datang.
Penulis: Iqbal Ariyanto, Elisiana Aroyo, Chatrin Hirimma Rumahorbo
Editor: Hilda