mimbaruntan.com, Untan – Lima Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura berhasil mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa skema Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2024, dengan melakukan riset tentang inovasi terapi Komplementer keperawatan dengan kombinasi rebusan bawang dayak (Eleutherine americana Merr) dan pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) untuk menurunkan hipertensi yang memanfaatkan bahan alami sebagai terapi herbal yang bersifat antihipertensi dengan efek samping minimal.
Tim Eleunus PKM-RE Universitas Tanjungpura (Untan) beranggotakan Kania Syafira selaku ketua tim, Emalia Maharani, Erwanto, Yuni Antonia, dan Raihanun Esa Nabila yang semua mahasiswa tersebut berasal dari Jurusan Keperawatan, Fakultas kedokteran dengan pendamping R.A Gabby Novikadarti Rahmah.
Tim Eleunus mengungkapkan bahwa penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit dengan kasus yang tinggi di Indonesia dibuktikan dengan data Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menyatakan bahwa terdapat 658.201 orang di Indonesia menderita hipertensi.
Baca Juga: Pelengkap Malam, Sang Rembulan Hadir
Provinsi Kalimantan Barat menduduki peringkat kelima tertinggi hipertensi dengan persentase 36,99% (baca: tiga puluh enam koma sembilan puluh sembilan persen). Penatalaksanaan yang dapat diberikan untuk mengatasi hipertensi adalah pemberian obat antihipertensi. Namun, terapi herbal komplementer juga banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatannya.
“Tingginya kasus hipertensi menjadi alasan kami melakukan riset dengan memanfaatkan kearifan lokal Indonesia. Tim kami hadir memberikan inovasi terapi komplementer menggunakan bahan herbal utama tanaman endemik Pulau Kalimantan yaitu bawang dayak dan tanaman tropis Indonesia yaitu pandan wangi untuk menurunkan tekanan darah tinggi” ujar Kania selaku ketua tim.
Baca Juga: Transformasi Pasar Kapuas Indah: Modernisasi Berbuah Kenaikan Sewa dan Keresahan Pedagang
Pelaksanaan riset dilakukan pada Juli 2024 di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak. Responden berjumlah tiga puluh orang yang merupakan penderita hipertensi.
Riset ini berjalan selama 14 hari yang terdiri dari hari ke-1 hingga hari ke-7 untuk intervensi (tindakan keperawatan) pemberian teh bawang dayak dan hari ke-8 hingga hari ke-14 untuk pemberian intervensi rebusan pandan wangi.
Sebelum melakukan intervensi pada penderita hipertensi, tim eleunus melaksanakan preparasi (tahap persiapan) alat dan bahan yang akan diberikan kepada responden. Observasi intervensi pemberian teh bawang dayak dan pandan wangi dilakukan secara offline dan online kemudian setelah riset selesai tim juga melaksanakan observasi pasca uji kepada responden.
“Pemberian teh bawang dayak dan rebusan pandan wangi sangat bermanfaat, proses pembuatannya terbilang mudah dan bahan yang digunakan ternyata mudah ditemukan” ujar Ny. S sebagai salah satu responden.
Riset yang telah dilakukan berpotensi untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman herbal berbasis kearifan lokal untuk menurunkan hipertensi. Harapannya riset ini juga dapat menjadi informasi bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas untuk mengetahui efektivitas teh bawang dayak dan rebusan pandan wangi sebagai terapi komplementer.
Riset ini juga dapat menjadi rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan di bidang kesehatan, khususnya terapi komplementer dan obat herbal dalam kesehatan.
Penulis: Emalia Maharani, Erwanto, Kania Syafira, Raihanun Esa Nabila, Yuni Antonia/kontributor
Editor: Hilda Putri Ghaisani
Sumber: Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018