mimbaruntan.com, Untan— Pengamat politik Untan memandang keterlibatan mahasiswa dalam pesta demokrasi di lingkungan Universitas masih rendah. Ireng Maulana mengatakan, demokrasi tidak hanya tentang pemilihan, kandidat yang bertanding, dan suara terbanyak, akan tetapi partisipasi harus berbanding lurus dengan pemaknaan terhadap lahirnya pemimpin kompeten, Jumat (8/12).
“Demokrasi di kampus juga dalam koridor pemanfaatan pendidikan politik. Barangkali fungsi ini yang sejak lama tidak terlalu di perhatikan. Nafsu kita hanya mengejar mahasiswa Untan ikut memilih tanpa mengurus urusan seperti membangun suasana berdemokrasi yang pantas selama perhelatan Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemirama). Mobilisasi mahasiswa baru hanya untuk ke kotak pemilihan bukan partisipasi,” katanya ketika dihubungi via Whats App.
Ia juga menambahkan, mengedukasi mahasiswa tentang pendidikan politik harus mulai dibangun sehingga menumbuhkan pemahaman berdemokrasi di lingkungan kampus. “Sebenarnya Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemirama) benar benar menjadi pesta demokrasi yang edukatif dan banyak gagasan yang bisa di selenggarakan untuk pendidikan politik itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, momentum Pemirama saat ini dapat memperkuat tradisi berdemokrasi, “ini lebih bisa di kemas dengan pendekatan kultural maupun kekinian sekaligus kurikulum pendidikan politik tidak diperlukan sama sekali jika momentum Pemirama dapat menjadi instrumen memperkuat tradisi berdemokrasi di kampus Untan,” pungkasnya
Penulis : Suryansyah
Editor : Umi