mimbaruntan.com, Untan— Meningkatkanya pengguna narkoba dan pecandu rokok menjadi suatu hal yang perlu diperhatian. Untuk menekan angka pengguna narkoba dan pecandu rokok, Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan (Artipena) menggelar penyuluhan dan terapi anti rokok dan narkoba, Jumat (05/5) di Gedung Rektorat lantai 3 Universitas Tanjungpura (Untan).
Menurut Isnawati selaku pemateri mengatakan, penyebab tingginya angka pengguna narkoba bagi orang yang sudah bekerja yaitu dengan mengkonsusmi narkoba mereka merasa dapat bekerja lebih tanpa rasa lelah dan lapar. Memiliki penghasilan sendiri juga menjadi faktor untuk menggunakan narkoba.
“Untuk penggunaan terbanyak sendiri di daerah Kalbar adalah di wilayah kota pontianak, karena untuk daerah-daerah lain itu, pertama pemasalahannya kita ini Bdan Narkotika Nasional Kota (BNNK) baru ada ditujuh kabupaten. Sedangkan tujuh kabupaten lainnya itu belum ada BNNK, sehingga kita belum bisa mengumpulkan data-data dari 14 kabupaten kota. Tetapi, dari tujuh kabupaten kota yang ada BNNK-nya yang paling tinggi adalah kota Pontianak,” ungkapnya, Jumat (05/5).
Ia menambahkan bahwa daerah perbatasan menjadi pemasok narkoba di Kalimantan Barat, selain itu peredaran narkoba yang sempat di tangkap yakni daerah Badau dan Jagoi Babang
“Pernah ditangkap di Badau, dari Badau juga cukup besar, kemudian daerah kemarin itu Jagoi Babang,” sambungnya.
Dilansir dari data BNN, abad 20-an Indonesia menjadi negara transit, sekarang beralih menjadi negara konsumen, bahkan produsen. Hal ini dikarenakan pengguna narkoba selalu diawali dengan coba-coba, pemakai sosial (dipakai hanya pada saat bergaul), pemakaian situasional (saat kesal, sedih, kecewa, dan bermasalah), pemakaian semakin sering, dan puncaknya tahap ketergantungan.
Penggunaan narkoba berdasarkan jenis kelamin, wanita 25,49% an pria berkisar 74,5%. Sedangkan penggunaan narkoba berdasarkan jenis pekerjaan, tidak bekerja sebesar 22,34 % ,pelajar dan mahasiwa 27,32 %, dan yang sudah bekerja sebesar 50,34%. Menurut survei, di daerah Kalbar jumlah pemakai narkoba terakhir tahun 2015 mengalami penurunan, yang sebelumnya pada tahun 2014 berjumlah 69.163 orang menjadi 65.203 orang.
Mizi selaku peserta membenarkan efek dari rokok dan narkoba banyak sekali, namun ia tak memungkiri bahwa dirinya sebagai pecandu rokok. “Keuntungannya tidak ada, cuman jika saya merokok saya bisa lebih berimajinasi,” ujarnya.
Penulis : Dewi Kartika Putri dan Sella Purwasi
Editor : Umi