mimbaruntan.com,Untan— Sebagai Kampung Wisata Tenun, Gang Sambas Jaya, Kelurahan Batu Layang dikenal lewat ciri khas warganya yang sebagian besar bergerak di produksi rumahan tenun tradisional. Karya tenun tersebut tak hanya mengundang ketertarikan pembeli lokal, melainkan juga mancanegara. Terbukti dengan keaktifan para warganya dalam mengikuti kegiatan pameran yang di adakan mulai dari tingkat daerah, nasional, hingga ke luar negeri.
Belakangan ini, motif yang seringkali dikembangkan para warga Kampung Tenun adalah corak insang, mengingat corak insang merupakan budaya melayu Pontianak. Kurniati, seorang Ibu rumah tangga yang juga aktif dalam kegiatan menenun mengatakan bahwa siapapun boleh belajar menenun bersamanya. “Anak muda pun ade gak yang belajar. Masa kite orang Pontianak ndak pandai nenun.Warga sini banyak belajar. Anak SD saye pun ngajarkan,” ungkapnya, Minggu (24/9).
Dengan belajar menenun, orang akan paham bagaimana proses yang tidak mudah dalam mencapai sebuah karya hasil tenun. Selain itu, hal ini juga menjadi sebuah jawaban mengapa harga tenun itu cenderung mahal. “Biar tau, pantasan mahal. Biar tau pekerjaannya susahnya kayak mana,” lanjutnya.
Ia berharap ke depannya tenun dapat menyentuh kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), salah satunya lewat menghadirkan motif corak insang pada seragamnya. “Harapannya lebih dikenal khususnya corak insang. Kalo bisa baju PNS kain songket tenun, biarpun ndak semue yang penting kombinasi.”harapnya.
Digna Setyana, satu di antara anggota komunitas Mahasiswa Pecinta Sungai (MAPS) yang berkunjung ke kampung wisata tenun mengutarakan rasa ketertarikan dan antuasismenya. “Kalau di Pontianak masih jarang, anak mudanya banyak yang ndak tau. Semoga kampung wisata tenun dapat lebih dikembangkan lagi. Sehingga anak muda jaman sekarang akan lebih tertarik dengan kain-kain tradisional. Ndak hanya tempat kayak mall jak,” pungkasnya.
Penulis : Sekar A.M.
Editor : Umi