mimbaruntan.com, Untan — Berawal dari kegiatan Green Amplifier Camp yang diadakan oleh Forum alumni Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI), mahasiswa asal Universitas Tanjungpura (Untan) menggagas ide pembuatan pipet berbahan bambu. Hal ini merupakan satu di antara upaya bentuk kepedulian pemuda pada lingkungan.
Choiriah Triliani mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untan, satu di antara pemuda yang turut menuangkan ide kreatif menceritakan pengalamannya terkait hal tersebut. Berangkat dari rasa kecintaan terhadap lingkungan, ia mengikuti kegiatan Green Amplifier Camp dengan binaan dari Alumni YSEALI. Ia bersama ketiga temannya menggagas ide untuk mengkampanyekan reusable straw. “Kebetulan aku dapat tim campaign, dan kita sepakat untuk mengkampanyekan reusable straw yakni penggunaan pipet yang dapat digunakan berkali-kali,” ujar wanita yang tengah menempuh semester tujuh ini.
Tak hanya berhenti di situ, setelah kegiatan tersebut selesai mereka sepakat untuk mengembangkan ide ini sehingga menghasilkan inovasi baru yakni penggunaan pipet berbahan bambu yang ramah lingkungan. Menurutnya penggunaan pipet berbahan plastik memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan. “Pipet berbahan plastik ini sulit untuk didegradasi oleh tanah, butuh waktu ratusan tahun untuk dapat mengurai,” tambahnya.
Fahmi Kartina Volunteer dari Project Pipet Kite mengatakan rasa bahagianya bisa ikut bergabung untuk tetap peduli terhadap lingkungan. Ia berharap kedepannya Project Pipet Kite bisa lebih dikenal masyarakat sehingga dengan cara sederhana ini masyarakat juga peduli terhadap lingkungan. “Pipet kite bisa terealisasi buat jadi sebuah komunitas peduli lingkungan di Kota Pontianak. Dan saya harap pemikiran pemuda-pemudi pontianak yang juga tergerak hatinya cinta lingkungan untuk ikut bergabung ke komunitas ini sehingga Pipet Kite ini bisa dikenal lebih luas,” pungkasnya.
Penulis : Umi
Editor : Adi