mimbaruntan.com,Untan—Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura Drs. Sukamto, M.Si melantik kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2015 s/d 2016 di Aula kampus Fisip Untan. Senin, (23/2).
Estafet perjuangan dari demosioner dilanjutkan dengan kepengurusan baru. Sukamto, berpesan, kepengurusan BEM dan DPM lebih mengedepankan koordinasi dan keharmonisan dengan civitas akademika Fisip Untan lainnya dalam berkreasi dan berkarya. Dimana kreasi dan karya itu mampu menjadikan kampus fisip untan berintegritas, lebih baik dan kontributif dalam pembangunan dan perubahan didaerah atau ditingkat nasional.
Susanto selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpilih yang baru dilantik menuturkan bahwa untuk menjawab tantangan yang akan ada BEM Fisip perlu semangat dan keberanian serta gagasan soluktif “BEM sebagai wadah pergerakan dan kreatifitas mahasiswa kedepannya dihadapkan pada banyak peluang, tantangan dan permasalahan yang harus segera diselesaikan. Organisasi Mahasiswa Khususnya BEM Fisip Untan harus turut berperan dalam menjadikan kampus Fisip Untan menjadi kampus central analisis dan action pembangunan sosial politik dikalbar dan di tingkat nasional,” ujarnya.
Dalam acara pelantikan ini juga di rangkai orasi ilmiah yang berjudul MOTIVASI DIRI, dalam mendesain perubahan dan membangun peradaban disampaikan oleh Dr. Syarifah Ema Rahmaniah Almutahar, M.Sc. Orasi Ilmiah ini berisikan Semangat dan keyakinan mahasiswa dalam berproses pada organisasi merupakan bagian dari pendidikan politik, berlatih Menjadi pemimpin-pemimpin transpormatif.
Salah satu konsep pendidikan Paulo Freire yang disampaikan Rahmania, pada dasarnya berangkat dari asumsi, bahwa pendidikan adalah suatu proses pembebasan dari sistem dan struktur yang menindas. Organisasi mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan dapat mewujudkan kesadaran kritis menuju pembebasan.
Menurut Paulo Freire terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kesadaran magis, kesadaran naif dan yang paling tinggi adalah kesadaran kritis. Melalui organisasi mahasiswa diharapkan mampu mendidik mahasiswa mencapai pada tahap kesadaran kritis. Kesadaran kritis mahasiswa dapat melihat ketidakadilan dalam sistem dan struktur yang ada dan mahasiswa dapat melakukan analisis bagaimana sistem dan struktur itu bekerja serta mentransformasikannya.
Dengan demikian, pendidikan politik yang akan dikembangkan di Badan Ekekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fisip Untan mampu melakukan kesadaran kritis dari kampus, keluarga, masyarakat dan bangsa. Organisasi mahasiswa selain sebagai wadah pembelajaran tentang kepemimpinan, kepribadian, keterampilan komunikasi, negosiasi dan sebagainya.
“Dunia kemahasiswaan adalah ladang amal dimana idealisme dapat ditransformasikan dari sini akan lahir pemimpin transformatif, pemimpin yang membawa semangat baru, pemimpin yang membawa warna kemahasiswaan yang bersatu. selamat berjuang di kampus biroe, bekerja, berjuanglah. Hidup hanya sekali, hiduplahlah penuh arti.” pungkas Rahmania.
Penulis: BEM Fisip
Editor: Irvan