Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) dan Koordinatir Isu Pertanian Badan Eksklusif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menghadiri acara Temu Generasi Muda Pertanian bersama Menteri Pertanian Republik Indonesia di Auditorium Gedung D Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut hasil pertemuan pada tanggal 25 Mei 2018 antara Menteri Pertanian dengan Azzam Izzudin (Presnas 4 IBEMPI) bersama 3 pengurus BEM FP UB yang pada waktu itu berhasil menemui Bapak Andi Amran S untuk menyampaikan kajian mengenai permasalahan seputar Agraria, Impor Pangan dan Upsus Pajale di sela-sela kunjungannya di Universitas Brawijaya. (25/5)
Pertemuan tersebut menghasilkan digelarnya pertemuan lanjutan dengan BEM Pertanian dan Peternakan se-Indonesia di kantor Kementerian RI.
Acara tersebut berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 08.00-11.30 WIB yang dihadiri oleh Menteri Pertanian RI kemudian diawali dengan dengan pemaparan pencapaian Kementerian Pertanian oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. Amran Sulaiman, MP. Dalam acara tersebut Kementerian Pertanian RI mengklaim Indonesia tengah gencar melakukan ekspor pangan seperti beras dan jagung ke beberapa negara tetangga.
Perwakilan IBEMPI, Redho Saputra (Ketua BEM Faperta IPB) dalam kegiatan tersebut turut menyampaikan beberapa pertanyaan yang menjadi kritik kami khususnya pencapaian dan evaluasi dari program Upsus Pajale, ketidakmerataan bantuan alsintan, serta menyampaikan kondisi lapang yang tidak sesuai di daerah Subang, Karawang, dan Indramayu (serangan hama penyakit yang sangat luas).
Namun dari pertanyaan tersebut Menteri Pertanian tidak menjelaskan dengan rinci capaian Upsus Pajale dari tahun 2015-2017, dan mengklaim bahwa kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi serta kondisi di lapang baik-baik saja.
Selain itu ada juga pertanyaan dari salah satu anggota IBEMPI, Sigit Untoro selaku Gubernur BEM Faperta Universitas Mulawarman Kalimantan Timur (Kaltim). Beliau menyampaikan sebuah kondisi pangan Kaltim terkini, bahwa kondisi Kaltim sekarang sedang krisis pangan karena hanya ada satu kabupaten yang mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri yaitu daerah Kabupaten Penajam Paser Utara selain daerah masih dirasa mengalami tersebut krisis pangan. Sehingga Kaltim masih belum tercapai seperti harapan swasembada, solusi untuk mencukupi pangan Kaltim pun dengan impor dari Sulawesi. Topik perampasan lahan dalam studi kasus di Kaltim pun juga sempat menjadi perhatian penuh Menteri Pertanian.
Namun, jawaban Menteri Pertanian masih kurang memuaskan. Menteri Pertanian berkomitmen membantu untuk menyelesaikan masalah perampasan lahan tetapi masih belum sepenuhnya untuk memberikan solusi terkait krisis pangan Kaltim yang diakibatkan beberapa faktor tersebut. Bahkan Menteri Pertanian membenarkan hal tersebut bahwa Kaltim masih krisis pangan. Artinya selama beliau menjabat sebagai Menteri Pertanian masih belum sepenuhnya berhasil dalam program swasembada pangan khususnya Kaltim, bahkan Upsus Pajale di Kaltim pun masih belum menemukan titik kejelasan.
Maka dari pertemuan tersebut, kami IBEMPI dan Koordinator Isu Pertanian BEM SI menyimpulkan bahwa Kementerian Pertanian Indonesia memang sudah memiliki pencapaian program, namun belum menuntaskan program-program Kementerian Pertanian yang sudah ditargetkan dan dijanjikan. IBEMPI dan Koordinator Isu Pertanian BEM SI sebagai mitra kritis kebijakan, terus berkomitmen mengawal setiap kebijakan dan program yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bidang pertanian.
Rilis ini dibuat oleh IBEMPI dan BEM SI Korsu Pertanian.