“Yang lolos cuma satu itu Alhamdulliah, artinya ada keterwakilan Untan. Tapi itu akan menjadi catatan penting bagi kami untuk lebih memberikan kegiatan yang dapat merespon motivasi mahasiswa untuk beraktivitas secara skala internasional,” tutur Agus.
mimbaruntan.com, Untan – Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) adalah salah satu program beasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) dengan skala nasional dengan tujuan untuk mentransformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang lebih relevan dan mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. IISMA memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di Perguruan Tinggi (PT) luar negeri selama satu semester bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di semester 4 atau 6.
Program ini sendiri baru diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2021 dan Universitas Tanjungpura (Untan) turut ikut serta didalamnya juga memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk mendaftar di program tersebut. Pada tahun itu pula, terdapat empat mahasiswa yang lolos IISMA, tahun 2022 terdapat dua mahasiswa yang lolos dan pada tahun 2023 hanya terdapat satu mahasiswa Untan yang lolos IISMA.
Agus Syahrani selaku Kepala Pusat MBKM mengatakan bahwa tren penurunan jumlah mahasiswa lolos IISMA terjadi karena banyak yang gugur saat proses seleksi, baik itu seleksi administrasi maupun wawancara.
Agus juga menjelaskan bahwa kurangnya sosialisasi terkait IISMA bukan menjadi alasan terjadi penurunan jumlah mahasiswa lolos. Hal tersebut ia buktikan dengan meningkatnya pendaftar program IISMA. Tercatat sebanyak 11 mahasiswa mendaftar di tahun 2021, 43 pendaftar di tahun 2022, dan 68 pendaftar di tahun 2023.
“Pendaftar justru meningkat dari tahun ke tahun. Kami (Pusat MBKM) berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa dan Kantor Urusan Internasional (KUI) untuk sosialisasi program ini. Jadi, sosialisasi yang dilakukan itu langsung satu Untan lewat zoom meeting,” jelasnya.
Untan sendiri tidak melaksanakan seleksi internal setingkat universitas. Hal tersebut dijelaskan oleh Agus bahwa MBKM adalah hak bagi mahasiswa tetapi kewajiban bagi PT untuk memfasilitasi. Ia juga menyebutkan bahwa tidak ada pedoman yang mengharuskan adanya seleksi internal.
“Untan tidak memfasilitasi seleksi internal untuk IISMA. MBKM adalah hak mahasiswa dan PT punya kewajiban untuk memfasilitasi sehingga ketika ada mahasiswa yang memiliki kualifikasi dan ikut program ini, tidak ada pedoman yang mengharuskan PT untuk seleksi internal. Semua tahapan seleksi dilakukan oleh tim khusus yang sudah ditentukan oleh kementerian,” ungkapnya.
Baca Juga: KUMHAM Goes To Campus 2023 : KUHP Punya Misi?
Agus juga memaparkan bahwa tidak ada kuota khusus yang diberikan pemerintah terhadap setiap PT di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut karena IISMA adalah program yang bersifat kerjasama bilateral sehingga ada pertaruhan besar antara Republik Indonesia dengan negara-negara yang bekerja sama.
“Ini kan kerja sama bilateral ya, ada pertaruhan antara Republik Indonesia dengan negara yang dimaksud. Jadi, ketika ada mahasiswa kita di sana yang tidak sesuai dengan spesifikasi dari host university yang dipilih, saya rasa resikonya dipertimbangkan oleh pihak kementerian,” tambahnya.
Yulianty, mahasiswa angkatan 2021 program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang dinyatakan sebagai satu-satunya mahasiswa Untan yang lolos program IISMA tahun 2023. Ia mengaku mengetahui program IISMA secara mandiri lewat pengalaman seniornya dan website Kemendikbud.
“Pertama kali tau IISMA itu dari salah satu seniorku yang pernah lolos di program ini. Selain itu, aku juga udah pernah nge-scroll website Kemendikbud dan nyari program Kampus Merdeka karena memang lagi populer banget dan banyak peminatnya,” katanya.
Yulianty juga menjelaskan bahwa persiapan yang ia lakukan memakan waktu kurang lebih satu bulan untuk mengikuti program ini. Persiapan yang ia maksud adalah menulis esai, meningkatkan kemampuan bahasa inggris, mengikuti mentoring dengan awardee IISMA sebelumnya dan KUI, persiapan wawancara, dan melakukan riset terkait course dan universitas yang hendak ia pilih.
“Kalau untuk persiapan mungkin kurang lebih satu bulan terhitung dari acara mentoring IISMA. Persiapan yang aku lakuin itu pastinya belajar untuk ningkatin kemampuan bahasa inggris aku, siapin esai, ikut mentoring sama awardee sebelumnya dan KUI, persiapan wawancara, sama banyak riset course dan universitas apa yang cocok dan pengen aku ambil,” tuturnya.
Baca Juga: Kampus Merdeka Fair: Untan Tuan Rumah Ketiga
Adapun beberapa bentuk dukungan yang diberikan oleh FEB program International Class dalam mengapresiasi mahasiswanya yang tertarik mengikuti IISMA dari awal hingga yang dinyatakan lolos IISMA. Hal tersebut dijelaskan oleh Helma Mahalini selaku ketua International Class di FEB.
“Nah, kami kalau di International Class, kami bantu untuk cek esai mereka. Kemudian untuk mahasiswa yang lolos ke tahap wawancara, kami para dosen bantu untuk latihan wawancaranya. Untuk yang lolos wawancara juga kami ganti uang tes IELTS sebagai persyaratan administrasi. Terakhir itu, jika ada mahasiswa yang dinyatakan lolos IISMA, kami juga mengganti uang tiket pesawat untuk mengurus visa ke Jakarta,” jelasnya.
Di sisi lain, Helma mengungkapkan rasa bangga dan sedihnya menanggapi bahwa hanya ada satu mahasiswa yang lolos IISMA di tahun 2023.
“Bangga sih, ada juga rasa sedih karena menurun kan dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi setidaknya ada perwakilan dari FEB, Yulianty walaupun dia bukan dari program International Cass,” tuturnya.
Helma berharap untuk kedepannya semakin banyak mahasiswa Untan yang mendaftar IISMA dan termotivasi mengikuti program ini.
“Harapannya mudah-mudahan ke depan makin banyak yang mendaftar dan lebih termotivasi ikut IISMA. Kalau bicara soal lolos atau tidak, ga terlalu banyak berharap di situ. Mau yang lolos satu atau dua aja itu udah bangga banget,” pungkasnya
Penulis: Vanessa
Editor: Hilda
.