mimbaruntan.com, Untan- Dengan kebijakan pembelajaran jarak jauh, sebagian mahasiswa rantau asal Natuna di Pontianak mengalami kesulitan pangan dan data seluler ditengah keterbatasan ekonomi dimasa pandemi Covid-19. Pasalnya disamping larangan untuk mudik, sebanyak lebih kurang 40 mahasiswa asal Natuna yang masih berada di Kota Pontianak ini terpaksa tinggal setelah Kapal KM Bukit Raya menuju Natuna terakhir kali diberhentikan beroperasi pada tanggal 18 April yang lalu. Namun, hingga saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Natuna belum memberikan bantuan secara khusus.
Pemberhentian pelayaran kapal milik PT. Pelni ini dikarenakan terdapat kru dan Anak Buah Kapal (ABK) yang terinfeksi Covid-19, akibatnya kapal di karantina di Tanjung Priok. Alhasil para penumpang tidak jadi diberangkatkan. Sebelumnya ada 2 kapal lain tujuan Natuna berhasil memulangkan sebagian mahasiswa asal Natuna pada tanggal 30 Maret dan 4 April. Hingga saat ini mahasiswa tersebut belum mendapat informasi terkait keberangkatan kapal baik dari PT. Pelni daerah Pontianak maupun pusat.
Baca juga: Bantuan Untuk Mahasiswa Rantau dan Karyawan di Lingkungan FEB Untan
Dari lebih kurang 40 mahasiswa yang tinggal di Pontianak, 13 diantaranya masih menetap di Asrama Natuna Putra yang terletak di Jl. Sepakat II No.2, Bansir Darat, Pontianak. Mahasiswa di asrama tersebut telah menerima bantuan dari Dharma Wanita Persatuan – Kalimantan Barat berupa sembako dan masker, namun pemerintah daerah Natuna masih belum memberikan bantuan secara murni.
“Dari Pemda kami menerima sembako tetapi dikatakan sembako itu secara mandiri karena mereka ingin membantu mahasiswa. Sedangkan sembako yg diberikan pemerintah daerah secara murni belom kami terima,” ucapnya Reski Dinata selaku Ketua Asrama Kabupaten Natuna.
Ia kerap kali menampung keluhan teman-temannya mengenai kebutuhan ekonomi yang tidak bisa dipenuhi secara normal. Ia pun menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemangku kebijakan.
“Saya mencoba menampung keluhan untuk disampaikan kepada pemangku kebijakan akan tetapi kami hanya bisa diam karena pemerintah sendiri tidak bisa membantu seperti yang kami butuhkan dan hal ini pun masih kami diskusikan kepada kawan2 lain yang diluar asrama, kami sudah menampung aspirasi sementara dan masih berharap Pemerintah Daerah sendiri untuk bisa membantu jika memang bisa dibantu,” jelasnya saat diwawancarai melalui obrolan Whatsapp pada Sabtu (16/5).
Baca juga: Wisuda Mahasiswa Untan Ditunda, Rektor Rancang Dua Skenario
Mahasiswa asal Politeknik Negeri Pontianak ini juga mengatakan bahwa bantuan sembako yang diterima belum mencukupi.
“Sembako yg sudah diterima jelas tidak akan cukup, tinggal kami lagi memikirkan bagaimana caranya agar bantuan yang kami terima walaupun kecil tapi bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Harapan itu juga ia lontarkan kepada Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat agar dapat membantu mereka.
“Kalbar dan Natuna beda provinsi akan tetapi kami sangat berterima kasih setinggi-tinggi jika pemprov Kalbar yg membantu kami dalam situasi ini,” tutupnya.
Satria Octavian, salah satu mahasiswa asal Kecamatan Bunguran Timur yang tinggal di Asrama Natuna Putra juga berharap agar pihak Untan dapat membantu ditengah kesulitan ekonomi yang dihadapi.
“Harapan saya untuk pihak Untannya, tolong di cari lagi informasi mahasiswa yang belum pulang, baik di kos, asrama atau rusunawa, dan dengan keringanannya memberi sedikit rezeki untuk membantu, dan satu lagi, yang ditunggu-tunggu mahasiswa Untan kabar dan isu terkait UKT. Jujur saya pribadi sangat terkendala, banyak menghabiskan uang hnya untuk kuota saja dengan keterbatasan ekonomi,” ujar mahasiswa asal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura itu.
Penulis : Mara
Editor : Riski Ramadani