mimbrauntan.com,Untan—Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Khatulistiwa menggelar malam penutupan acara Mimbar Bebas di bundaran Digulist Untan pada minggu malam (1/3). Acara tersebut merupakan acara malam ketiga yang mana telah dimulai dari hari sabtu (27/2). Tujuan diadakannya Mimbar Bebas adalah untuk mendiskusikan dan mencari solusi serta menyampaikan aspirasi terkait permasalah-permasalah baik nasional maupun lokal pada saat ini.
Acara yang dimulai pada pukul 20.30 WIB diwarnai aksi unjuk rasa dengan jalan mundur sambil membawa lilin dan bakar ban di badan jalan bundaran Digulist Untan. Karena kejadian tersebut kondisi lalu lintas di jalan Ahmad Yani sedikit terhambat.
Menurut Bagus selaku Koordinator lapangan tujuan diadakan aksi tersebut merupakan kekecewaan dan sekaligus bukti perlawanan terhadap pemerintah yang selama ini lalai dalam mengurus daerah kalbar. “kami sangat kecewa dengan kondisi kalbar pada saat ini, banyak sekali diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah Kalbar itu sendiri. Oleh karena itu kami disini menuntut agar kalbar harus menjadi daerah otonomi khusus,” ungkap Bagus.
Dalam aksi tersebut juga disampaikan masalah korupsi yang ada di Kalbar seperti dana bansos, yang mana kedua tersangka telah ditetapkan namun sampai saat ini kasus tersebut masih mengalami kebuntuan. “kami menginstruksikan kepada Polda dan Kejati (Kejaksaan Tinggi) kalbar untuk mngusut tuntas kasus korupsi dana bansos, jangan sampai persoalan kasus tersebut terulang seperti sebelum-sebelumnya,” pungkas Bashar selaku perwakilan dari HMI Cabang Pontianak.
Setelah puas mahasiswa melakukan unjuk rasa di Bundaran, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan berorasi dan pidato di sisi jalan lokasi bundaran. Acara tersebut ditutup dengan baca doa bersama dan diakhiri pada pukul 23.00 WIB.
Reporter : Riko Saputra
Editor: Irvan