mimbaruntan.com– Lidah buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis milleer) merupakan tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tanaman lidah buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Aloe vera atau lebih dikenal dengan sebutan lidah buaya adalah tanaman tropis sukulen yang memiliki bentuk seperti daun berdaging.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, penyembuh luka, dan antioksidan. Lidah buaya juga menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker.
Tanaman lidah buaya digunakan sebagai anti inflamasi, lidah buaya dapat membantu mengatasi luka bakar, digigit serangga atau masalah pencernaan. Hal ini biasa di peroleh dengan cara meminum lidah buaya sebagai pengobatan secara internal. Sebagai penyembuh luka, lidah buaya membantu untuk mengembalikan jaringan kulit yang luka. Untuk kegunaan ini biasanya dengan mengunakan gel lidah buaya yaitu bagian berlendir yang di peroleh dengan menyayat bagian dalam daun. Sebagai antioksidan, lidah buaya dapat meningkatkan metabolism tubuh dan membantu mencegah penyakit degeneratif. Sebagai kosmetik lidah buaya dapat banyak digunakan seperti krim, lotion, atau sabun.
Tanaman lidah buaya ini memiliki kandungan semua jenis vitamin (kecuali vitamin D). Berdasarkan hal tersebut lidah buaya bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit, seperti yang telah tercantum pada manfaat-manfaat lidah buaya yang dapat menyembuhkan penyakit, misalnya saja penyebuhan luka bakar, digigit serangga, masalah pencernaan dan jerawat. Melihat banyaknya manfaat yang ada pada lidah buaya, potensi untuk mengembangkan pengobatan herbal dari lidah buaya cukup potensial. Tak ada salahnya jika kita kembali mengkonsumsi obat-obat yang ada pada alam (Back to Nature). Sehingga efek negatif dari pengobatan modern dengan menggunakan bahan kimia non-organik bisa dihindari atau diminamilir.
Penulis, Hamzah (C1011131142), Rio Saputra (C1011131138), HasanAnnafi (C1011131119) mahasiswa Agroteknologi C, Faperta Untan