mimbaruntan.com, Untan- Menuju ke arah Gedung 7 in 1 milik Universitas Tanjungpura (Untan), rentetan kendaraan roda dua dan roda empat terparkir rapi di pinggir jalan. Tukang parkir dengan cepat merapikan kendaraan tepat di samping palang dilarang parkir. Menaiki belasan anak tangga menuju bagian depan gedung, aroma makanan tercium. Beberapa anak muda terlihat duduk menikmati menu yang disajikan sembari kongkow bersama temannya. Walau pelaksanaan bekerja dari rumah dan perkuliahan daring di lingkungan Untan diperpanjang, namun terhitung sejak 1 November Cafe ini diizinkan beroperasi.
Cuitan di media sosial pun bermunculan yang menanggapi pemberian izin operasi cafe tersebut, sedangkan mahasiswa masih diharuskan untuk belajar dan kuliah dari rumah. Ditambah September lalu beberapa dosen Untan yang dinyatakan positif terdampat virus Covid-19.
Lisma, salah satu mahasiswa asal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan Untan yang ia anggap timpang. Pasalnya mahasiswa Pendidikan Biologi ini harus mengeluarkan usaha lebih untuk praktikum dari rumah selama perkuliahan daring diwajibkan. Alat dan bahan yang seharusnya tersedia di laboratorium harus ia beli dengan merogoh kocek, namun dengan mudahnya Untan memberi izin dibukanya tempat tongkrongan baru ini.
“Kami bayar UKT, tapi dilarang ke kampus dengan alasan covid, kami nurut aja. Gapapa demi kesehatan bersama. Tapi seharusnya pihak Untan benar-benar menutup kampus, kecuali dalam keadaan mahasiswa yang benar-benar butuh ke kampus,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Kamis (19/11).
“Cafe itu tempat untuk nongkrong, minum, tempat diskusi apa segala, pasti rame. Cafe baru pasti promosi sana-sini, otomatis tambah rame dong. Kalau café boleh buka dengan mengikuti protokol kesehatan, saya juga mau kuliah offline dengan menjalankan protokol kesehatan juga. Kalau gak diizinkan ya udah café itu juga harus ditutup,” tambah Lisma.
Gilda Widi, pemilik Cafe bernama Petang Nanti ini mengatakan bahwa perencanaan pendirian Cafe sudah sejak tahun 2019. Dalam hal ini, Untan sebagai pendukung usaha dan penyedia lahan. Ketika pandemic Covid 19, grand opening terpaksa diundur. Hingga 1 November pihak Untan memberikan izin cafe ini beroperasi.
“Perizinan kita udah lengkap, kita di sini masih pake protokol kesehatan. Walau ada live music juga, tapi protokol kesehatan tetap kita jaga. Seluruh pegawai yang kerja di sini juga,” ujar Gilda saat ditemui di Petang Nanti, Rabu (18/11).
Adanya Cafe ini membuka ladang parkir yang baru, tepat di depan gedung. Di pinggiran jalan, motor dan mobil diparkir dengan rapi walau rambu dilarang parkir masih berdiri tegak. Lapak parkir dibuka sebab akses menuju Cafe menjadi lebih dekat. Parkir di lingkungan Untan yang semestinya gratis pun, kini ditarik biaya.
“Tempat parkir pindah ke sini karena kalau parkir di belakang gedung (tempat parkir seharusnya) itu satpamnya tidak merapikan. Jadi saya buka lahan parkir di sini biar rapi, juga biar aman. Jadi abis saya ngawas pagi, saya ke sini,” ujar tukang parkir yang enggan menyebut namanya.
Sehari setelah reporter Mimbar Untan menemui Gilda, pemilik usaha cafe Petang Nanti. Melalui akun media sosialnya, Petang Nanti mengumumkan bahwa cafe ditutup sementara hingga 1 Desember mendatang.
Reporter : Arif
Penulis :Mara
Editor : Anggela