Mimbaruntan.com, Untan – “Jika tidak dapat memanfaatkan data, maka kita akan kalah,” ungkap Sri Mulyatmi, staf bidang statistik sosial BPS provinsi Kalimantan Barat dalam seminar yang dilaksanakan di di aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sabtu (29/9).
Selain data masih ada hal penting lainnya yang dibutuhkan yaitu sumber daya manusia (SDM). Bagaimana SDM di Indonesia dapat bertahan dan berkembang di era revolusi yang terus berkembang di bidang teknologi.
Baca Juga: Peringatin Hari Statistik Nasional 2018, HIMATIKA FMIPA UNTAN gelar Seminar
Sri Mulyatmi menyatakan, di era Revolusi Indutri tentunya teknologi sangat berkembang. Semua kehidupan sangat bergantung pada smartphone. Inilah revolusi itu, lalu bagaimana memanfaatkan teknologi yang sudah ada agar bermanfaat. Persaingan tidak hanya antar daerah namun sudah secara globalisasi, jika tidak dapat memanfaatkan data maka kita akan kalah saing dari negara lain dan hanya menjadi penonton bahwa adanya perubahan revolusi.
“Indonesia sendiri memiliki peluang yang cukup besar untuk memajukan teknologi saat ini dengan banyak jumlah penduduk yang dimiliki seharusnya kita dapat menciptakan orang muda yang produktif. Contohnya seperti di Cina sebagai penduduk terbesar tetapi mampu bersaing di bidang ekonomi dan teknologi yang lebih kreatif dan kita bisa menjadi seperti itu,” ungkapnya.
Erik Muliawan selaku perwakilan Bank Indonesia provinsi Kalimantan Barat mengatakan, angka, data dan informasi saling berhubungan. Jangan sampai angka berhenti di data karena data dapat diolah sebagai informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan layak dipublikasikan untuk masyarakat
Erik mengatakan bahwa bahwa revolusi industri 4.0 lahir dari keinginan manusia untuk membantu proses kehidupannya yaitu dan bagaimana manusia juga dapat ikut berkembang karena yang paling khusus dari era industri 4.0 dari 3.0 adalah melibatkan SDM. “Jika berbicara digital atau data sebenarnya di Indonesia sudah diterapkan bahwa penyongsong era revolusi 4.0 dimulai dan sudah ada khususnya di Kalbar, yang dilakukan pemda sudah berbasis teknologi dimulai dari aplikasi perdagangan,” ungkapnya.
Menurutnya, data tidak bisa ditutupi, tetapi disampaikan kepada publik supaya masyarakat juga bisa ikut dalam memajukan era ini. Sehingga dalam jangka panjang membangun SDM dengan usia sekolah yang baik, tingkat pendidikan bagus dan kesehatan yang terjamin maka masyarakat semakin pintar dan semakin siap, bukan hanya menyambut tetapi juga bisa mengembangkan industri 4.0.
Baca Juga: LPM Untan Adakan PJTD Ke-2 di Tahun 2018
“Jadi, kuncinya manusia harus dapat memahami data, integritas dan menjaga kejujuran sehingga mampu mengikuti dan memanfaatkan informasi. Bagaimana menyikapi ini semua yaitu dengan siapkah kita menjadi bagian dari perubahan era revolusi industri 4.0,” pungkas Erik.
Seminar ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura. Seminar umum ini bertemakan “Data sebagai Teknologi Penyalur untuk Bisnis Pintar di Era Revolusi Industri 4.0”.
Penulis: Bella Suci dan Ade
Editor : Aris Munandar