Mimbaruntan.com, Untan – Perkembangan zaman agaknya mengharuskan kaum milenial berpikir lebih keras lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupannya, ditambah lagi persaingan di dunia pekerjaan yang semakin sulit untuk dijangkau. Hal ini berdampak pada banyaknya pengangguran intelektual (bergelar sarjana) yang setiap tahunnya makin bertambah banyak. Inilah yang disampaikan oleh Hatta SM, S.Hut dan Beny Thanheri, S.Hut selaku pemateri dalam acara “Workshop Kiat Sukses Wirausaha Muda” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Pontianak pada Sabtu (14/7).
Menurut Hatta, banyak masyarakat yang masih berpikir seorang sarjana harus bekerja di lembaga pemerintahan seperti PNS. Hal ini mempengaruhi pola pikir bahwa menjadi wirausaha adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan. Namun, kenyataannya pada saat ini berwirausaha memiliki potensi yang sangat besar apabila dijalani dengan sungguh-sungguh.
“Sebagai seorang sarjana tidak hanya memanfaatkan lapangan pekerjaan dari orang lain. Tetapi bagaimana menjadi seorang sarjana yang dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk orang banyak sehingga ilmu yang didapatkan lebih berkembang dan berguna bagi orang lain,” ujar Hatta.
Ia juga menambahan berwirausaha tidak membutuhkan modal yang besar tetapi bahaimana kita dapat memainkan dan mengembangkan uang tersebut. Hal pertama yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah mengubah pola pikir, bahwa menjadi wirausaha sukses adalah hal yang mudah sehingga seluruh rintangan yang datang akan lebih mudah untuk dijalani.
“Selain mengubah pola piker, kemauan untuk memulai juga menjadi hal terpenting. Ide yang dimiliki hanya sebagai pendukung tetapi dengan memulai ide yang ada maka kita dapat mengubah dunia,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Beny, disektor kehutanan memiliki banyak potensi yang dapat digali dan dikembangkan dalam berwirausaha dengan mengandalkan kreativitas dan peka terhadap apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau masalah apa yang sedang dihadapi oleh masyarakat. “Seperti tersedianya bahan baku pembuatan aren, alat meubel dari rotan dan bambu, serta sebagai tempat wisata alam yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian,” ujarnya.
Disisi lain, Fery ketua BEM fakultas kehutanan berharap, malalui workshop ini rimbawan muda dapat lebih termotivasi dalam berwirausaha dan memiliki ide serta peluang yang besar. Di bidang kehutanan banyak sekali potensi alam yang dapat dikembangkan seperti hasil hutan non kayu dan kayu. “Dengan pembekalan wirausaha diharapkan rimbawan muda dapat lebih berkreasi dengan ide yang dimilikinya. Contoh saja hasil hutan non kayu seperti rotan serta tanaman hias anggrek yang bernilai ekonomis tinggi” ujarnya.
Penulis: Bella Suci
Editor : Aris Munandar