mimbaruntan.com,Untan — Rumah Pintar Punggur Cerdas merupakan perpustakaan kecil sekaligus rumah belajar bagi anak-anak di Desa Punggur Kecil tepatnya Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Rumah sederhana dihias bernuansa kuning dengan buku menjadi penghiasnya menarik perhatian kami untuk berkunjung, Minggu, (18/2).
Rumah Pintar Punggur Cerdas yang berdiri sejak tahun 2018 ini tentu saja banyak lika-liku yang dialami pada awal terbentuk. Mulai dari belajar dalam keadaan sempit, buku-buku masih terbatas hingga tanpa adanya papan tulis sebagai media ajar.
Kebutuhan tenaga pengajar menjadi hal yang krusial pula pada saat itu, ia merasa sangat minim pengajar baik dari dalam maupun luar daerah Punggur yang siap mengajar di Rumah Pintar hingga mengharuskannya mencari volunteer yang siap membantunya.
Baca Juga: “Mahasiswa Kalbar Tuntut Kenetralan dalam Kontestasi Pemilu”
Sejak awal berdiri, terdapat lima volunteer yang membantu pekerjaannya. Tak hanya fokus di bimbingan belajar, ada juga Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dan tahfidz, melihat hal tersebut Umilia merasa masih membutuhkan volunteer lainnya yang siap membantu.
Berhasil melewati banyaknya keterbatasan, kini telah terdapat 30 (baca:tiga puluh) volunteer di Rumah Pintar Punggur Cerdas. Diantaranya volunteer program tetap yang memegang program kerja serta aktif mengajar, dan ada juga volunteer followers yang hadir hanya saat kegiatan tertentu. Dari volunteer di atas, tidak semuanya selalu ada saat kegiatan rutin belajar.
Pada tahun 2020 juga berkat donasi warga sekitar, dibangunlah saung (bangunan kecil) untuk menjadi tempat rumah pintar tepat di halaman rumah Umila sang pendiri Rumah Pintar Punggur Cerdas. Tak hanya itu, seiring berjalannya waktu Rumah Pintar tersebut semakin bertambah buku bacaan dan diharapkan menjadi perpustakaan online setelah mendapat bantuan dua unit komputer dari PT. Pertamina pada tahun 2021.
Baca Juga: Skema Penguasa: Setir Konstitusi, Jejaki Demokrasi
Untuk programnya sendiri kini terdiri dari kegiatan harian, mingguan, bulanan hingga tahunan sesuai program kerja yang telah direncanakan. Hal ini membuat mereka memerlukan peran lebih banyak volunteer sebagai tenaga pengajar karena walaupun sudah terhitung banyak, mereka masih belum begitu aktif secara keseluruhan dalam mengajar di Rumah Pintar ini.
Adapun keluhan yang disampaikan oleh Umilia, terkadang tidak dapat diprediksi jumlah kedatangan anak-anak ke Rumah Pintar. Pada saat ramai maka akan kewalahan dan beberapa kelas digabung menjadi satu untuk menyiasatinya. Umilia selaku pemilik dan pendiri pun membagikan sepotong kisahnya.
“Ya benar-benar keteteran, karena anak-anak sekali datang bimbel itu 60 (baca: enam puluh) orang sedangkan volunteer yang dateng tiga orang,” keluhnya.
Ia pun menambahkan bila dibuka open recruitment volunteer, orang-orang akan berpikir dua kali untuk mendaftar karena lokasi yang di rasa cukup jauh dari Kota Pontianak.
Maya, salah satu relawan Rumah Pintar Punggur Cerdas mengajak anak muda untuk bergabung membantu kurang lebih 60 (baca: enam puluh) anak yang belajar secara aktif di Rumah Pintar sebagai tenaga pengajar,
“ Saya harap, semoga ada bantuan dari anak-anak muda lain, karena kalau yang tetap cuma kami berdua, takutnya bentrok sama kegiatan sekolah atau belajar. Kan kasian anak-anak udah datang tapi tidak ada yang mengajar kalo kami sibuk juga,” papar Maya salah satu volunteer tetap di Rumah Pintar Punggur Cerdas.
Salah satu anak-anak pun turut kami tanyai perihal hal tersebut. Ica yang duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22 Sungai Kakap ini memaparkan bahwa merasa senang dengan adanya Rumah Pintar ini, ia menambahkan juga perihal volunteer yang kurang, sedikit mengganggu proses pembelajaran,
“Perasaannya senang, ketemu banyak teman yang sama-sama mau belajar. Tapi kalau ramai kadang kakak-kakak yang ngajar sedikit. Kami di gabung jadi susah buat nanya detail pembelajaran,” ucap Ica, anak yang belajar di Rumah Pintar.
Tetap saja, adanya kendala terkait volunteer tidak menghentikan semangat pendiri dan masyarakat guna mencerdaskan anak-anak di Desa Punggur, karena bagi mereka membangun pelayanan literasi seperti Rumah Pintar Punggur Cerdas menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat. Ica menambahkan harapannya agar Rumah Pintar semakin dapat atensi dan dilirik banyak orang secara luas agar dirinya semakin semangat belaja.
“Kalau ramai lebih seneng kak, soalnya bisa belajar sama-sama jadi lebih mudah,” ujarnya.
Sebagai Penutup Umilia tetap berharap banyak volunteer yang siap membantu secara penuh waktu dalam mengajar anak-anak setiap harinya, walaupun dirinya belum bisa memberikan kehidupan layak bagi para volunteer ia tetap optimis masih ada yang berpikir dengan tujuan mencerdaskan anak-anak bersama.
“ Disini kita tidak mencari hidup, tapi menghidupkan,” tutupnya.
Penulis: Fitri Liani, Laila Wulandari, dan Tiara Nabila
Editor: Hilda Putri Ghaisani