Awas! Monster Plastik Menyerang Pontianak!
mimbaruntan.com, Untan – Pagi itu (27/10) suasana Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Ahmad Yani yang tenang tiba-tiba dihebohkan oleh monster sepanjang 10 meter. Dari kepala hingga ekor, tubuhnya ditutupi oleh sampah plastik. Puluhan orang ikut mengiringi monster itu dengan membawa poster-poster yang menggaungkan ajakan untuk menjaga iklim dan mengurangi sampah plastik.
Bertajuk “Aksi Muda Jaga Iklim: Pawai Monster Plastik”, aksi ini diselenggarakan oleh komunitas Keep Earth dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda. Pawai diselenggarakan secara serentak di 5 kota di Indonesia (Jakarta, Pontianak, Makassar, Sorong, dan Ambon). Titik kumpul berada di Taman Digulis kemudian berbalik di depan Museum Kalimantan Barat.
Aksi ini dilatarbelakangi oleh keresahan akan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah plastik sembarangan. Seperti yang diungkapkan oleh Fahmi, selaku ketua Keep Earth Borneo.
“Sebenarnya latar belakang dari aksi ini adalah keresahan dari kita sendiri, ketika banyak dari masyarakat yang buang sampah sembarangan dan itu menjadi tumpukan-tumpukan yang dapat membahayakan bagi kita,” ungkapnya
Fahmi menjelaskan bahwa sampah plastik yang dibuang sembarangan akan menjadi potongan lebih kecil yang disebut mikroplastik. Mikroplastik dapat termakan oleh hewan dan mengancam keberlangsungan hidupnya. Selain itu, ikan yang sudah tercemar oleh mikroplastik juga bisa mengancam kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
“Ujung-ujungnya sampah yang kita buang itu kembali kepada kita dan ini menjadi boomerang. Ketika ini tidak dihentikan, kemungkinan besar di tahun-tahun kemudian akan muncul berbagai penyakit dari sampah tersebut,” jelasnya.
Berangkat dari itu, Keep Earth mendatangkan Monster Plastik sebagai gambaran akan banyaknya sampah plastik yang bisa dihasilkan oleh masyarakat. Monster plastik juga menjadi gambaran bahwa sampah plastik yang dibuang sembarangan dapat kembali pada manusia.
“Kita mau mendatangkan kembali si sampah yang kalian buang ini dalam bentuk sebuah monster yang menunjukkan ‘ini loh sampah kalian’ dan ini hanya seperempat kecil banget sampah yang bisa dikumpulkan. Dalam artian, kalau kita kumpulkan semua, hampir 1000 monster plastik bisa datang ke Pontianak ini,” pungkas Fahmi.
Baca Juga: Pulau Plastik: Ajak Masyarakat Bijak Gunakan Plastik
Monster Plastik Jadi Atensi Publik
Kehadiran monster Plastik berhasil menarik atensi warga Pontianak. Warga yang sedang asyik berolahraga dibuat berhenti sejenak sekedar untuk merekam. Menghadirkan media yang tidak biasa dilihat publik menjadi cara efektif untuk berkampanye.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Nurul, salah satu aktivis lingkungan yang terlibat dalam kampanye ini.
“Yang kami lakukan hari ini adalah cara yang menurut kami efektif ketika kita lakukan di publik. Karena ketika kita menggunakan media yang tidak biasa dilihat oleh orang-orang, kita akan lebih mudah menarik atensinya. Contoh, tadi selama di jalan banyak yang merekam kegiatan kita. Nanti mungkin mereka akan bantu sebarkan di media sosial,” terang Nurul.
Nurul menceritakan bahwa sebelum sampai pada agenda pawai, Keep Earth telah bekerja sama dengan beberapa sekolah untuk mengedukasi anak-anak yang akan terlibat pada pembuatan Monster Plastik. Edukasi yang diberikan adalah terkait bahaya sampah plastik dan pengelolaannya.
“Kegiatan kami hari ini adalah kegiatan yang sudah dilakukan sejak bulan September yang mana kami bekerja sama dengan beberapa sekolah. Anak-anak diedukasi tentang pengelolaan sampah plastik dan bahayanya. Dan itu salah satu usaha kami ya, bagaimana pelibatan ini memberikan dampak kepada mereka secara proses dan secara produk,” jelas Nurul.
Dalam orasinya sebelum membuka pawai, Nurul mengungkapkan apresiasinya terhadap partisipan pawai yang memilih untuk peduli terhadap ancaman sampah plastik.
“Kita ga bisa milih kita tinggal dimana, tapi hari ini kita masih bisa memilih masa depan kita seperti apa dan kita memilih untuk jadi orang-orang yang peduli. Kita semua berpotensi menjadi perusak kita juga berpotensi menjadi pelindung atau penjaga,” ungkapnya.
Baca Juga: Wajah Baru Rusunawa Untan
Intip “Pembuatan” Monster Plastik
Monster Plastik serupa ular itu terbuat dari ratusan sampah plastik dan terdiri dari 7 segmen tubuh. Aldo, salah satu sukarelawan yang terlibat dalam pembuatan Monster Plastik, mengungkapkan bahwa konsep rangka Monster Plastik terinspirasi dari barongsai naga yang biasanya ada dalam perayaan Cap Go Meh.
“Sebenarnya monster plastik ini yang paling awal kami lakukan adalah mengkonsepkan rangka. Jadi rangka yang kami pakai sekarang ini adalah hasil kerja sama kami dengan pembuat rangka yang biasa membuat rangka untuk kegiatan Cap Go Meh. Makanya seperti barongsai naga,” ungkapnya.
Setelah menemukan konsep, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan sampah plastik. Dalam proses ini, Keep Earth Borneo bekerja sama dengan komunitas Pena Borneo dan siswa SMP IT Al-Karima Pontianak. Sampah yang sudah terkumpul kemudian dibersihkan untuk kemudian ditempelkan pada alas.
“Sampah yang kita kumpulkan selanjutnya itu kita bersihkan dari kotoran-kotoran yang masih menempel. Kemudian, setelah dibersihkan kita bongkar plastiknya, kita cacah, setelah itu kita tempelkan di alas berupa kantong hitam yang besar. Kita setrika supaya dia menyatu antara alas dan sampah plastik,” jelas Aldo.
Sampah plastik yang digunakan diantaranya bekas makanan ringan hingga sisa rumah tangga seperti bekas deterjen, sampo, dan sabun. Aldo menyebut karya Monster Plastik itu sebagai metafora dari ketakutan akan ancaman sampah plastik. Ia berharap agar Monster Plastik dapat menyadarkan semua orang untuk tidak menyepelekan sampah plastik di lingkungan sekitar.
“Ini merupakan metafora dari ketakutan kita terkait dengan ancaman plastik yang sangat mengancam bagi lingkungan dan kita juga bagian dari lingkungan itu. Harapan saya dari adanya kegiatan ini, semoga kita semakin aware terhadap sampah plastik dan tidak menyepelekan sampah yang ada di sekitar kita,” pungkasnya.
Penulis: Ibnu
Editor: Dita