Saat hujan turun begitu lebatnya, terlihat seorang nenek berbaju kuning, bercelana biru dengan rambut disanggul basah kuyup ditepi jalan, di Jalan Tanjungpura. Dengan berjalan merangkak mengandalkan kedua tangannya secara perlahan ia menggerakkan badan supaya dapat berpindah ke berbagai tempat. Nenek tersebut mengalami kelumpuhan pada kakinya.
Awalnya tak seorangpun yang menghampirinya. Beberapa saat kemudian, tampak seorang wanita yang memakai jas hujan berwarna coklat muda dan disusul oleh satu orang temannya menghampiri nenek tersebut. Mereka terlihat asyik mengobrol dengan nenek yang sudah lanjut usia itu, dan memberi sedikit uang kepadanya.
Kehadiran nenek itu ditengah-tengah keramaian kota sempat mengundang perhatian pengendara kendaraan bermotor yang melintas dijalan itu. Beberapa dari mereka bahkan ada yang berhenti sejenak untuk berteduh menunggu hujan reda atau hanya sekedar melihat nenek tersebut.
Berselang beberapa saat datanglah seorang laki-laki paruh baya yang hendak menolongnya dan mengangkatnya untuk dipindahkan ketempat teduh sehingga terhindar dari guyuran hujan.Awalnya nenek itu menolak, namun karena melihat kondisinya yang sudah basah itu akhirnya ia pun bersedia untuk dipindahkan. Kemudian di angkatlah nenek itu kedepan sebuah kantor yang berada di sejumlah deretan ruko yang jaraknya hanya beberapa meter dari jalan itu. Beberapa orang pun memberinya uang untuk membantu dan sebagai wujud rasa kasihan serta prihatin pada kondisi nenek itu.
Wajahnya yang sudah kriput dan renta dengan kondisi kaki yang lumpuh nenek itu tetap nekad berjalan meskipun dengan merangkak menggunakan kedua tangannya yang tak memiliki banyak tenaga lagi. Selain itu, nenek yang tak ingin disebutkan namanya ini juga nenderita penyakit pada kaki dan tangannya. Di sekujur kaki dan tangannya melepuh karena sering berjalan dengan merangkak. Nenek yang berusia sekitar 80 tahun ini mengaku telah lama menderita penyakit tersebut dan tak pernah mendapat pengobatan dan perhatian dari siapapun. “Saya sudah tidak mempunyai keluarga lagi dan hidup hanya sebatangkara. Adapun keluarga sudah tidak mau mengurus lagi”, ujar nenek tersebut.
Ketika ditanya tujuannya mau kemana, nenek itu mengaku hendak pergi ketempat keluarganya di Sungai Jawi. Ia mengaku diantar oleh seseorang tak dikenal dengan sebuah becak. Seorang tukang becak itu kemudian menurunkannya di tepi jalan hingga meninggalkannya begitu saja tanpa alasan yang jelas. Ia tak tahu harus berbuat apa dengan kondisinya yang sudah tak memungkinkan itu. Ia hanya bisa pasrah dan berharap seseoran dapat membantu dan menolongnya.
Dari penelusuran lebih lanjut diduga ia sengaja di terlantarkan dan ditinggalkan sesorang ditempat itu dengan alasan untuk mendapat rasa kasihan dan perhatian dari orang lain. Hingga kemudian nenek itu diberi uang oleh orang-orang yang melewati jalan tempat dimana nenek itu ditinggalkan. [Bernada]