Oleh Lukman Nulhakim
Mahasiswa PBSI FKIP Untan
Bulan purnama telanjang di tengah malam
Menaburkan sinarnya bagi semesta
Semilir angin terasa beku
Walaupun tak berhembus kencang
tatkala serangga malam ramai berkicau
Terdengar decitan kecil dari sebuah gubuk
Menandakan pintu tak lagi tertutup
Untuk Memulai langkah mencari nafkah
harap berkah tumpah meruah
di negeri yang tak lagi ramah
memaksakan kehendak hati untuk berani
melawan rasa takut di tengah laut
demi buah hati tersenyum sehari
melihat periuk penuh berisi
yang selalu menjadi kepuasan
walaupun badan ini tlah rentan
masihkah kiranya anakku makan
melihat tangkapan tak cukup berimbang
andaikan aku pegang tahta di tangan
tak ku biarkan mereka sewenang
sudah cukup untuk kebijakan
dikala yang seperti kami
selalu dikorbankan
untuk yang namanya sebuah kepentingan