mimbaruntan.com, Untan – Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara yaitu di Pulau Borneo dan Sumatra, serta di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia. Peran orangutan sangat penting bagi kelestarian alam, terutama bagi keseimbangan ekosistem. Orangutan seringkali disebut sebagai agen regenerasi hutan karena daya jelajahnya yang tinggi. Disaat orangutan mencari makanan, dari biji-biji yang jatuh (bekas makanannya) itulah yang menjadi bibit baru dan meregenerasikan hutan secara alami.
Namun, sayangnya masih banyak manusia yang tidak mengetahui pentingnya peran orangutan bagi alam dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Maraknya pemburuan orangutan dan perusakan habitat orangutan membuat spesies satwa ini termasuk dalam critically in danger atau terancam punah.
Maria Suhatri, staf Publikasi dan Edukasi pada Sintang Orangutan Center (SOC) mengatakan bahwa salah satu alasan orangutan ini harus tetap dilestarikan karena eratnya hubungan antar manusia dengan spesies tersebut.
“Orangutan tidak boleh punah karena regenerasi hutan, karena sebenarnya kan yang butuh alam itu bukan para hewan atau alam itu sendiri, tapi yang butuh diselamatkan tuh sebenarnya manusia. Jadi, kalau manusia tidak mau menyelamatkan dirinya sendiri bagaimana mau bertahan,” ujarnya saat diwawancarai via Google Meeting pada Jumat, (19/11).
Hal yang sama pun disampaikan oleh Indra selaku salah satu anggota Yayasan Titian Lestari yang menjelaskan tentang urgensi orangutan, terlebih cara untuk menanggapi masalah ekosistem alam. Baginya, hal ini berdampak pada kondisi ekosistem alam yang semakin lama akan semakin memburuk.
Baca juga: Pongo Fest: Kampanyekan Peran Orangutan Melalui Seni dan Sastra
Konflik antara Manusia dan Orangutan
Maria menuturkan bahwa pada tahun 2019, SOC menangani seekor Orangutan yang masuk ke pemukiman warga, namun saat ditemukan orangutan tersebut mengalami kekerasan sehingga ditemu bekas luka patah tulang akibat pukulan benda tumpul.
“Waktu itu kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kalau tidak salah itu dia ada patah tulang, luka yang cukup parah di bagian tubuhnya karena akibat pukulan benda tumpul sepertinya waktu itu. Jarang sekali kalau masuk ke pemukiman warga kondisinya masih dalam keadaan baik-baik saja, itu sangat jarang,” tuturnya.
Kasus yang sama diceritakan oleh Indra. Ia memaparkan bahwa di tahun 2020 orangutan kembali memasuki pemukiman masyarakat di daerah Ketapang yang disebabkan oleh kondisi ekosistem alam yang menurun akibat illegal loging.
“Orangutan masuk pemukiman masyarakat dibeberapa tempat di Ketapang. Untungnya mereka yang berdampingan dengan habitat orangutan, mereka paham ini satwa yang harus dilindungi, tidak boleh dibunuh, tidak boleh ditangkap. Ini terjadi karena sudah tidak ada lagi makanan yang disebabkan oleh illegal loging,” ujar Indra saat diwawancarai via Google Meeting pada Kamis, (16/11).
Menurut Indra, ada beberapa penyebab masyarakat tidak melihat kelangkaan orangutan serta peran orangutan. Pertama, ketidakpedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan alam, terutama hutan. Semakin tahun semakin menurunnya fungsi hutan karena tidak terjaga. Kedua, adanya sikap acuh tak acuh dari masyarakat terhadap alam dan pola pikir mereka, yang penting mereka mendapat apa yang mereka inginkan demi hobi maupun kebutuhan hidup.
“Pada dasarnya masyarakat paham orangutan adalah hewan yang harus dilindungi. Adanya kebutuhan yang membuat manusia merasa membutuhkan makanan, dan merasa orangutan bisa dijual dengan nilai yang tinggi membuat mereka kehilangan perspektif tadi, mereka tau ini spesies kunci yang harus dijaga sebagai penebar biji,” tambahnya.
Baca juga: Orangutan Semakin Terancam, Anak Muda Harus Bergerak
Upaya Terkait Urgensi Orangutan
Terkait urgensi orangutan, terdapat beberapa penyebab kelangkaan orangutan yang sering terjadi, yaitu pemburuan, perdagangan, dan deforestasi atau pembukaan lahan untuk pemukiman atau perkebunan warga yang membuat semakin kecilnya habitat orangutan. Perlu banyak upaya edukasi kepada masyarakat terkait kelangkaan spesies yang dijuluki “petani hutan” ini.
“Upaya kita yang sudah pasti adalah kita melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat kenapa orangutan itu dilindungi, kenapa orangutan tidak boleh diburu. Alasan mengapa orangutan tidak boleh punah tuh karena regenerasi hutan,” ujarnya.
Generasi muda diharapkan dapat ikut serta dalam program konservasi orangutan, kampanye yang banyak menyebarkan isu tentang mengapa orangutan harus dilindungi, mengirim info terkait orangutan, serta terjun langsung seperti bergabung dalam lembaga-lembaga pusat rehabilitasi orangutan.
“Mungkin bisa juga kalau teman-teman yang masih kuliah atau baru lulus kalian bisa ikut jadi relawan, kalian bisa ikut program volunteer di pusat-pusat rehabilitasi orangutan, setiap tahun itu setahu saya pasti ada buka volunteer ya di lembaga-lembaga konservasi. Jadi kalian bisa ikut di divisi mana sih yang kalian suka,” pungkas Maria.
Merespon hal ini, Indra memberikan tanggapan senada bahwa menjaga dan mempertahankan kelestarian orangutan bisa dilakukan dengan cara menyebarkan informasi terkait dengan karakteristik orangutan itu sendiri, seperti populasi, habitat, dan sebagainya. Selain itu, untuk mempertahankan itu, beberapa Non-Governmental Organization (NGO) pun harus bergerak dalam melakukan kegiatan strategi rencana kerja orangutan. Terakhir, mengupdate populasi secara khusus di Kalimantan Barat dan di beberapa daerah.
Penulis : Joko, Marissa Ana dan Wynona
Editor : Daniel