Mimbaruntan.com, Untan – Untuk kesekian kalinya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) kembali mengalami ketidaknyamanan pada saat mengikuti perkuliahan. Dengan penyebab yang sama, yakni beberapa fasilitas pendukung untuk mahasiswa belajar tidak merata secara menyeluruh. Fasilitas yang sudah rusak pun membuat proses pembelajaran tidak berjalan dengan efektif.
Pada 2019 lalu, mimbaruntan.com sempat memberitakan keresahan warga kampus FISIP terkait minimnya fasilitas di gedung E, yaitu kurangnya kipas angin di lantai 1, serta tidak tersedianya aliran listrik di lantai 2. Pada tahun ini, keresahan dengan ketidakmerataan tersebut masih dirasakan mereka.
Diakui oleh Darmawan, mahasiswa jurusan Sosiologi perihal ketidaknyamanannya saat mengikuti perkuliahan di gedung B. Ia dan teman-teman sekelasnya kegerahanan saat belajar karena kipas angin hanya sebagian berfungsi.
“Jangankan untuk dapat AC (Air Conditioner), kursi aja masih banyak yang bolong-bolong. Sebenarnya kita gapapa pake kipas angin, cuman kebanyakan kipas angin di gedung B ada yang berfungsi dan ada yang tidak. Jadi semua anak-anak kelas yang belajar itu pastilah kepanasan,” ujarnya pada (11/3).
Darmawan menyatakan bahwa teman-teman sekelasnya sering mengadu ke dosen karena kegerahan. Ia berkeinginan pihak kampus memperhatikan kebutuhannya saat ini.
“Orang-orang FISIP terutama yang berkepentingan (semoga) lebih peka terhadap kebutuhan mahasiswanya. Entah itu AC, minimal kipas angin. Bukan hanya untuk mahasiswa tetapi untuk dosen-dosen juga,” jelasnya.
Baca Juga: Fasilitas Penyandang Disabilitas Tersedia di FISIP Untan
Rise mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Publik juga menambahkan, bahwa kampus memang kurang fasilitas untuk proses belajar pembelajaran. Rise mengakui tidak fokus belajar apabila waktu perkuliahan menjelang siang. Ia juga membandingkan taman di FISIP yang belum lama ini dibangun dengan fasilitas pendukung untuk mahasiswa belajar.
“Kenapa tidak didahulukan AC (merata) di tiap kelas. Usahakan dulu sedikit-sedikit, gedung per gedung daripada yang diluar (taman). Itu kan tidak darurat, hanya kebutuhan estetika saja, bukan kebutuhan belajar mengajar,” jelas Rise.
Dosen pun turut mengeluh ketika masuk kelas. Kata Rise, dosen sering mengadu kepanasan walaupun posisi duduknya tepat dibawah kipas angin. Tidak jarang para dosen meminta perkuliahan dilaksanakan di kelas lain.
“Pernah (saya) nunggu dosen, terus coba duduk di kursinya. Ternyata memang kipas anginnya tidak sampai dibagian dosen, jadi wajar jika dosen tidak fokus mengajar karena kepanasan… Ada beberapa dosen yang minta pertemuan selanjutnya di kelas lain, sebenarnya tiap kelas sama, panas juga,” tuturnya.
Menyambut keluhan-keluhan tersebut, Herlan selaku Dekan FISIP Untan memberikan argumen. Menurut Herlan keluhan mahasiswa terkait AC sudah dioptimalkan di setiap gedung, namun hambatan yang terjadi karena daya listriknya yang kurang.
Baca Juga: Minimnya Fasilitas Gedung, Resahkan Dosen dan Mahasiswa FISIP Untan
“Kita sudah mengajukan usulan tahun 2024 untuk penambahan daya. Karena sekarang ini kita menumpang di gardu (fakultas) Hukum dan Pertanian. Untuk sementara, selain ada AC juga ada kipas angin. Karna kalo pake AC semua masih belum bisa. Dengan banyaknya gedung di FISIP daya yang ada belum mampu,” paparnya saat ditemui pada Selasa, (28/11).
Herlan juga mengaku bahwa pihak kampus sudah menganggarkan untuk fasilitas kursi dan meja, mengingat banyak kursi yang rusak. Begitu juga dengan proyektor. Namun untuk kemerataan fasilitas AC ia memberitahu akan direalisasikan tahun depan.
“Kursi itu sering dibolak-balik, sering dipindahkan, jadinya hancur bahkan hilang. Jadi ada kebijakan agar kursi di las. Tahun ini kita sudah mempersiapkan kelengkapannya, karena sudah kita anggarkan…tinggal nunggu saja. Cuma kalo AC barangkali tahun depan,” pungkasnya.
Penulis : Elis
Editor : Putri