mimbaruntan.com, Untan – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerjasama dengan tim ENJ 2018 Untan (Ekspedisi Nusantara Jaya) jalur mahasiswa, melaksanakan Kuliah Umum Kemaritiman bertema “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” yang berlangsung di Aula Lantai III Rektorat Universitas Tanjungpura Pontianak, Sabtu (28/7).
Herti Herawati, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat mengatakan, NKRI merupakan negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya di pulau-pulau terdepan dan terpencil masih miskin dan serba keterbatasan. “Terbatas dalam pendidikan, kesehatan, informasi, dan harga bahan pokok yang relatif mahal serta ketertinggalan pembangunan dari wilayah sekitarnya,” ungkap Herti.
Baca Juga: http://mimbaruntan.com/prf-wujud-pengabdian-pada-masyarakat/
Menurutnya, salah satu penyebab kemiskinan itu adalah keterbatasan jangkauan pulau-pulau terpencil karena dipisah oleh bentangan laut yang sangat luas. Sangat disayangkan sekali mengingat pulau-pulau terdepan dan terpencil tersebut merupakan garda terdepan NKRI yang perlu diperkuat perkembangan dan kemajuannya.
Hal itu juga di sampaikan Asisten Deputi Hukum dan Perjanjian Maritim, Deputi Kedaulatan Maritim Kementrian Koordinasi Bidang Kemaritiman, Budi Purwanto. Ia mengatakan, sebagai negara maritim terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, dengan luas perairan 6.3 juta km2, Indonesia selalu menuntut haknya. Bagaimana Indonesia berjuang terus menambah panjang garis pantai, batas negara. Salah satunya melalui UNCLOS (United Nations Convetion On the Law of the Sea) atau konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hukum laut.
Setidaknya, Budi Purwanto melanjutkan, ada lima tantangan utama dalam pengembangan sektor kemaritiman Indonesia. “Mengetahui kandungan (content and resources), eksploitasi secara bertanggung jawab, memahami ancaman, mempertahankan keamanan dan memproyeksikan kepentingan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Indonesia harus mampu menjadi negara yang bisa menentukan nasib bangsa bangsa lain. Indonesia harus punya posisi agar diakui oleh bangsa lain. Jika kita tidak punya visi untuk memanfaatkan sumber daya, Indonesia akan jadi negara terpuruk.
Baca Juga: http://mimbaruntan.com/menko-kemaritiman-dan-enj-adakan-kuliah-umum/
Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan, menurut Kamarullah Wakil Rektor III Bagian Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Tanjungpura itu merupakan aset yang sangat berharga. “Merupakan kekayaan alam anugerah Tuhan kepada Indonesia. Tinggal sejauh mana sumber daya alam kelautan ini kita manfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara,” ungkapnya. Ia mengatakan, kalau aset-aset tersebut dimanfaatkan dengan baik, itu akan memenuhi kepentingan-kepentingan bangsa dan negara yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Ia juga menilai baru satu dasawarsa belakangan pemerintah fokus pada bidang kemaritiman.
“Sebelumnya kurang diperhatikan. Mata-mata komponen bangsa hanya melihat di darat saja. Padahal daratan luasnya lebih kecil daripada laut. Kita berlomba-lomba memanfaatkan sumber daya alam seperti hutan,” kata Kamarullah.
Karena itu, penting menurutnya untuk mengenalkan kepada pemuda dan mahasiswa akan dunia kemaritiman menggali potensi-potensi yang ada di dalamnya. “Bagaimana mempersatukan pemuda dan mahasiswa untuk membangun dan menjalankan aktivitas sosial di lingkungan masyarakat kepulauan,” pungkasnya.
Penulis : Aris Munandar
Editor : Umi Tartilawati