Kota Pontianak menjadi salah satu Kota di Indonesia yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi. Lahir pada tanggal 27 Oktober 1771 oleh sekelompok warga Kerajaan Melayu yang menyusuri Sungai Kapuas dipimpin oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan membuka lahan di persimpangan 3 sungai serta mendirikan sebuah Masjid yaitu Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie yang menjadi pusat perkembangan penyebaran agama islam di Kota Pontianak. Sungai Kapuas yang kala itu sebagai detak jantung masyarakat Kota Pontianak menjadi saksi bisu lahir dan berkembangnya Kota Pontianak.
Mayoritas masyarakat melayu yang erat hubungannya dengan perkembangan agama islam menjadikan banyak adat dan budaya yang lahir dan berkembang di Kota Pontianak selaras dengan nilai-nilai agama islam yang sedari dulu ditanamkan Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie bahkan dari ayahnya Al-Habib Husein.
Adat dan Budaya yang lahir sejak zaman Kesultanan pertama hingga sekarang masih banyak yang melekat dan dilestarikan oleh masyarakat Melayu Kota Pontianak, bahkan sudah ada yang dijadikan warisan tak benda oleh Direktorat Warisan dan Informasi Budaya yaitu Arakan Pengantin, Saprahan Melayu, dan Kain Tenun Corak Insang. Setiap warisan tak benda tersebut memiliki khas dan filosofi tersendiri yang menjadi ciri dari budaya Kota Pontianak.
Arakan Pengantin memiliki nilai tersendiri dibanding didaerah lainnya, mulai dari gerak langkah, pandangan mata, pakaian adat, gerak duduk semua diatur sedemikian rupa dan diadakan festival satu tahun sekali. Saprahan Melayu Kota Pontianak melambangkan kebersamaan yaitu dengan filosofi duduk sama rendah, berdiri sama tinggi yang artinya tidak memandang jabatan dan derajat dari anggota saprahan, semua memiliki kedudukan yang sama. 5 Jenis lauk dan 6 anggota saprahan melambangkan 5 rukun islam dan 6 rukun iman yang berkaitan erat dengan agama islam. Lain pula dengan kain tenun corak insang yang memiliki motif riak-riak sungai yang melambangkan sungai kapuas sebagai jantung Kota Pontianak, dan motif insang melambangkan mata pencaharian masyarakat Pontianak dahulu sebagai nelayan. Selain itu, terdapat satu lagi warisan budaya yang dikategorikan benda yaitu Mariam Karbit yang konon digunakan Sultan Syarif Abdurrahman untuk mengusir makhluk halus saat menyusuri sungai kapuas. Hingga kini, festival mariam karbit rutin diadakan pemerintah Kota Pontianak di saat malam idul fitri yang terletak di sepanjang sungai kapuas. Selain itu, masih banyak lagi ciri khas Kota Pontianak yang harus kita lestarikan mulai dari kuliner, kerajinan, fashion, dsb.
Keberagaman adat dan budaya yang diwariskan dan menjadi ciri khas Kota Pontianak tersebut harus kita lestarikan dan jaga agar tidak dijiplak atau dipatenkan oleh orang lain dan agar perkembangan adat dan budaya Kota Pontianak dapat berkembang sesuai dengan zaman. Sebagai pemuda Kota Pontianak, kita harusnya bisa menjadi nahkoda untuk pelestarian adat dan budaya. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melestarikan adat dan budaya Kota Pontianak yaitu sebagai berikut
1. Membuat Konten Kreatif
Membuat konten kreatif mungkin bukan sesuatu yang mudah, kita harus memikirkan konsep seperti apa yang baik untuk kita berikan kepada khalayak ramai. Namun, konten kreatif menjadi salah satu cara menarik untuk memperkenalkan budaya kita kepada masyarakat. Dengan konsep video atau foto yang menarik tentunya masyarakat lebih mudah menikmati keindahan budaya Kota Pontianak melalui konten video yang kita buat.
2. Mempromosikan melalui Sosial Media
Tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media menjadi salah satu sasaran promosi terbaik saat ini, karena seiring perkembangan zaman kecenderungan penggunaan sosial media terus meningkat. Dengan membagikan cerita tentang keikutsertaan kita , keindahan, dan keunikan dari budaya yang ada di Kota Pontianak memungkinkan banyak wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam lagi mengenai Kota Pontianak.
3. Ikut serta aktif dalam kegiatan berbau adat dan budaya
Pemerintah Kota Pontianak tak jarang mengadakan kegiatan yang berbau tentang adat dan budaya dan beberapa agenda rutin dijalankan pemerintah setiap tahunnya seperti Saprahan yang pernah mencapai rekor, Festival Arakan Pengantin, Food Festival, Pameran Ekonomi Kreatif, festival mariam karbit dan masih banyak lagi. Dengan ikut serta aktif dalam kegiatan tersebut secara tidak langsung kita mengajak masyarakat Kota Pontianak lainnya untuk dapat melestarikan adat dan budaya di Kota Pontianak
4. Bangga menggunakan produk lokal
Terakhir, yaitu dengan menggunakan produk-produk ekonomi kreatif yang dihasilkan dari Kota Pontianak. Salah satu contohnya yaitu Kain tenun corak insang. Selain kita menjaga kelestarian warisan budaya dengan menggunakannya, kita juga dapat meningkatkan nilai dari ekonomi kreatif baik untuk kita sendiri, pelaku usaha, dan pemerintah Kota Pontianak.
Sebagai anak muda yang memiliki jiwa dan semangat yang tinggi, kita harus turu serta aktif dalam menjaga dan mengembangkan kelestarian adat dan warisan budaya yang ada di Kota Pontianak. Ibarat slogan Pontianak yang sering kita dengarkan ‘Kalau bukan kite siape agik, kalau bukan sekarang kapan agik’.Akhir kata semoga adat dan budaya Kota Pontianak tetap lestari dan dapat terkenal hingga ke pelosok dunia.
Penulis : Alif Fitrah Mahasiswa Untan 2015