mimbaruntan.com, Untan – Sebagai wilayah yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Kota Pontianak setiap tahunnya mendapat limpahan sinar matahari dengan intensitas cahaya lebih tinggi yakni mencapai 2000 kWh/m2/tahun dibandingkan dengan rata-rata intensitas cahaya matahari di Indonesia yang berkisar 1800 kWh/m2 per tahun. Oleh sebab itu, bagi warga Pontianak sangat penting untuk menggunakan tabir surya guna mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh paparan sinar matahari.
Sinar matahari merupakan sumber energi dengan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, beraktivitas di bawah paparan sinar matahari dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan dampak negatif pada kulit. Beberapa dampak negatif tersebut diantaranya kulit terbakar, penuaan dini hingga kanker kulit. Ultraviolet merupakan komponen yang terkandung dalam sinar matahari yang berasal dari spektrum elektromagnetik. Sinar ultraviolet dapat merusak jaringan kulit, tergantung dari rentang panjang gelombang energi yang menimbulkan kerusakan dalam beberapa tahap.
Radiasi sinar ultraviolet (UV) secara alamiah tak langsung mengenai permukaan bumi, melainkan melewati lapisan ozon. Stratosfer adalah lapisan ozon (O3) yang mampu menyaring semua sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi yang memiliki ketebalan hingga 35 km. Semakin pendek panjang gelombang radiasi ultraviolet semakin besar pula bahayanya terhadap kehidupan, tetapi semakin baik ia diserap oleh lapisan ozon.
Bahaya Sinar UV
Jenis sinar UV yang diserap dengan baik oleh lapisan ozon ialah UV C dengan panjang gelombang 100-290 nm. Sinar UV lainnya yaitu UV A (320-400 nm) dan UV B (290-320 nm) merupakan jenis radiasi sinar UV yang dapat mencapai permukaan bumi, dimana dampak yang timbul dari terpaparnya dua sinar UV tersebut tidak berbahaya bila dibandingkan dengan UV C yang bersifat mematikan bagi makhluk hidup. Sinar UV A dan UV B bila mengenai kulit mampu menembus hingga ke lapisan dermis sehingga dapat merusak jaringan ikat (connective tissue), kolagen dan elastin yang mengakibatkan proses penuaan. Selain itu, sinar UV dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, melisma, kebutaan hingga kanker kulit.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa jauh dampak sinar UV pada tubuh manusia. Pertama waktu, jika kita berjemur di bawah terik sinar matahari pada pukul 10.00-13.00 WIB cenderung lebih berbahaya dibandingkan waktu-waktu lainnya. Kedua, semakin dekat dengan garis khatulistiwa semakin besar resiko terkena dampak sinar UV. Ketiga, kerusakan lapisan ozon di atmosfer yang berakibat pada lemahnya daya saring terhadap sinar UV sehingga langsung ke bumi.
Untuk menghindari efek buruk dari paparan sinar UV, manusia perlu memberikan perlindungan pada kulit. Perlindungan dapat dilakukan menggunakan dua cara: perlindungan secara fisik seperti menggunakan payung, baju berlengan panjang atau topi, dan secara kimiawi dengan cara mengoleskan produk tabir surya secara rutin. Dua perlindungan tersebut dibutuhkan secara bersamaan sebagai alat proteksi fisik yang dapat mengurangi durasi paparan sinar matahari.
Pentingnya Tabir Surya dan Cara Memilihnya
Tabir surya adalah suatu zat atau material yang dapat melindungi kulit dari bahaya paparan radiasi sinar UV. Tabir surya dibagi menjadi dua berdasarkan jenis bahan aktifnya yaitu sebagai penghalang sinar secara fisik (physical blocker) dan penyerap sinar secara kimiawi (chemical absorber). Penghalang secara fisik mampu memantulkan sinar UV secara langsung misalnya titanium dioksida dan seng oksida, sedangkan penyerap kimia bekerja dengan cara menyerap energi radiasi. Efektifitas dari tabir surya dinyatakan dengan satuan Sun Protection Factor (SPF). Nilai SPF menunjukkan daya perlindungan kulit dari paparan sinar UV. Sebagai contoh, tabir surya dengan SPF 15 memiliki daya perlindungan 93% sedangkan SPF 30 memiliki daya perlindungan 97% terhadap sinar UV. Dan SPF 50 dapat menahan hingga 98% radiasi sinar UVB.
erdasarkan Pedoman Penandaan Tabir Surya pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika, nilai SPF mempengaruhi ketepatan pemilihan waktu yang baik untuk memakai ulang tabir surya di waktu tertentu. Sebagai contoh, apabila kita menggunakan sunscreen dengan SPF 15, kulit akan terlindungi selama 10 x 15 = 150 menit. Apabila pengguna tabir surya SPF 15 telah melewati 150 menit pertama, maka diperlukan pemakaian ulang tabir surya, begitupun untuk rentang waktu berikutnya. Adapun jumlah SPF yang terdapat pada tabir surya saat ini terdiri dari 6 skala yaitu 15, 25, 30, 50, 75 dan 100. Beberapa penelitian terkait tabir surya menerangkan bahwa SPF dengan nilai tinggi ialah yang melebihi skala angka 50.
Pengguanaan SPF dengan nilai tinggi menurut beberapa penelitian memiliki efek samping yakni dapat memicu alergi kerusakan jaringan kulit atau hormon tertentu. Hal tersebut dikarenakan kandungan SPF yang tinggi sama artinya dengan penggunaan zat kimia lebih banyak atau konsentrasi zat kimia yang lebih tinggi. Di wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa memiliki perbedaan dalam pemilihan tingkat SPF yang digunakan. Dokter spesialis kulit, Dr. Retno Mustikaningsih, mengatakan bahwa untuk area yang dilalui oleh garis khatulistiwa SPF yang baik untuk digunakan adalah SPF dengan tingkatan 30-50 SPF.
Nilai SPF yang terkandung dalam sebuah produk, menentukan berapa kali waktu yang dibutuhkan untuk melindungi kulit. Semakin tinggi nilai SPF yang terkandung, maka akan semakin lama perlindungannya. Dilansir dari Liputan 6, agar dapat efektif pilihlah tabir surya yang memiliki Broad Spectrum yaitu seperti anti UVA dan UVB, dan ulangi penggunaannya setiap dua jam sekali atau langsung ulangi penggunaannya jika kulit basah karena berenang ataupun karena keringat. Setelah itu, sesuaikan pemilihan tabir surya dengan penggunaanya sebagai berikut.
- Jenis Kulit
Untuk kulit kering, pilih tabir surya yang mengandung pelembap dalam bentuk cream atau lotion. Sebaliknya, untuk kulit berminyak, pilih tabir surya yang sangat ringan dalam bentuk gel. Untuk kulit yang sangat berminyak ataupun berjerawat, pilihlah tabir surya dalam bentuk bedak tabur, jenis bedak mineral. Jika kulit termasuk jenis kulit sensitif yang kerap merasa gatal saat mengguakan tabir surya, maka tabir surya jenis physical adalah pilihan yang tepat karena kecil kemungkinannya untuk menimbulkan iritasi.
- Aktivitas
Jika lebih sering berada beraktivitas dalam ruangan, maka tabir surya dengan SPF 30 adalah pilihan yang tepat. Namun, jika berada di ruangan ber-AC, maka tak perlu memilih tabir surya formula waterproof atau water-repellant. Namun, jika lebih sering berada di luar ruangan maka pilih SPF yang tinggi, dan gunakan tabir surya yang bersifat waterproof atau water-repellant ketika beraktivitas yang membuat kulit mudah basah.
Penulis: Rahma Ning Tyas, Stephanie Ngadiman & Ludovika Krisa Marentini