mimbaruntan.com,Untan- Pers memiliki peran penting dalam mengawal proses demokrasi dan pembangunan baik sektor pusat maupun pembangunan daerah. Di era digitalisasi saat ini, media massa memiliki peran yang sentral antara masyarakat dan juga pemerintah, media massa mampu memberikan atau memberitakan apa yang telah dikerjakan pemerintah sebagai pihak yang melakukan pembangunan untuk dapat diketahui masyarakat luas capaian apa yang telah dikerjakan dan sedang direncanakan.
Dengan begitu, Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) dan Sekretariat Daerah Kabupaten Kayong Utara, mengajak para pemimpin media untuk berdiskusi dan menyampaikan keluh kesahnya kepada pemerintah demi pembangunan daerah di Kayong Utara. Diskusi ini membawakan tema “ Peran Pers dalam Mendiseminasikan Informasi Pembangunan”.
Terdapat beberapa narasumber yang berpengalaman di bidang media seperti Aceng Mukaram selaku Pemimpin Redaksi Inidata.id, lalu Heriyanto Pemimpin Redaksi Pontianak Post, dan Muhlis Suhaeri yang merupakan founder Insidepontianak.com. Selain itu, kegiatan ini dihadiri Bappeda Litbang, Sekda Kayong Utara dan beberapa jurnalis Kayong Utara.
Aceng Mukaram selaku narasumber pertama menjelaskan pentingnya menyematkan tempat atau biasa dikenal hashtag location karena dapat menjadi indikator penilaian seseorang tertarik atau tidak mengunjungi tempat yang sudah disematkan. Jika memasang target, ia berpendapat bahwa sebuah Community atau blogger dengan tema konten lifestyle yang memiliki jejaring yang bagus dapat dimanfaatkan untuk menginformasikan kepada masyarakat luar keberadaan Kayong Utara dan keindahan di dalamnya.
Heriyanto menegaskan bahwa pentingnya sebuah pelatihan jurnalisme di kalangan humas di sebuah pemerintahan, agar mereka memahami dasar jurnalistik untuk menanggapi dengan cermat berita yang beredar luas, baik itu berupa masukan atau pun hoaks yang berkaitan dengan Kayong Utara. Seperti pemberitaan yang saat itu heboh di Kayong Utara yang beritanya sempat diangkat oleh Pontianak Post edisi 13 Mei 2022 dengan judul “Warga Cegat Rombongan DPR” .
“Salah satu warga mencegat rombongan DPR, kejadiannya sempat heboh karena ada insiden saling lempar. Mereka bilang ini tanggung jawab Pemprov untuk menyelesaikan pembangunan jalan ini karena wewenang provinsi. Kemudian, gubernur bilang ini seharusnya tugas DPR menyampaikan aspirasi ke pusat. Lalu, DPR hanya diam seperti itu. Sampai ada isu bahwa itu hanya rekayasa, bahwa pencegatan itu hanya desain belakang layar,” Heriyanto menerangkan sedikit kronologi terjadinya pencegatan rombongan DPR dengan tuntutan perbaikan jalan yang sudah rusak.
“Akhirnya banyak warga yang menyuarakan permasalahan ini ke media sosial. Dengan begitu ramainya pemberitaan ini di ekspos masyarakat, kemudian muncul lah keputusan untuk membangun jalan itu,” tambahnya.
Heriyanto juga memaparkan data dimana jika dilihat dari data status pembangunan manusia di Kabupaten/Kota Kalimantan Barat tahun 2021, Kabupaten Kayong utara masih menempati IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terendah sekitar 62.90% dengan status “sedang”. IPM terdiri dari banyak indikator tidak hanya soal pendidikan, tapi juga kesehatan kemudian angka kelahiran dan kematian.
“Tentu kita harus ketahui bahwa di Kayong Utara itu terutama di pendidikan aksesnya sangat berat. Lokasinya terpencil, dimana pulaunya terisolir, aksesnya sulit itu kan kebutuhan akan guru juga sulit. Bagaimana infrastruktur sarana dan prasarana di daerah kepulauan itu juga jadi tantangan dan harus disampaikan ke Pemerintah Provinsi dan jangan hanya menyalahkan IPM rendah tapi tidak tahu kondisi di lapangan,” terangnya.
Baca juga: Menuju Pengelolaan Ekosistem Gambut Berkelanjutan di Kalbar
Muhlis Suhaeri juga melengkapi pernyataan dari narasumber sebelumnya dan mempertegas bagaimana kondisi nyata di Kayong Utara maupun media massa saat ini. Ia menjelaskan bahwa media juga dapat mengidentifikasi dengan lebih gamblang permasalahan yang ada dan para pembuat berita atau pun humas yang bergerak di bidang itu semestinya harus melakukan penetrasi yang kuat terhadap topik yang memang sedang marak di masyarakat.
Ia berharap peningkatan pembangunan tidak hanya bertambahnya sebuah angka tetapi juga makna terdalam sebuah kerja keras yang terus menerus harus dilakukan di era digitalisasi informasi dan tanpa mengabaikan etika.
Sebagai sebuah pelengkap dari penutupan diskusi sore hari itu, Sekretariat Daerah Kayong Utara Hilaria Yusnani menyampaikan rasa terima kasih atas pemberian saran dan harapan bagi Kayong Utara yang lebih baik nantinya.
“Bahwa sehebat apa pun hal yang dilakukan oleh pemerintah daerah jika tidak ada kerja sama dengan baik bersama media itu akan menjadi sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi dunia luar, dan bisa saja masyarakat setempat justru menerima informasi yang sepotong-sepotong,” tutupnya.
Penulis: Hilda
Editor: Niel