Mimbaruntan.com, Untan – Melihat zaman yang semakin menampakkan ingar-bingarnya. Gaya hidup sederhana dan jauh lebih menyehatkan justru semakin ditinggalkan. Bahkan banyak perilaku kini menjadi sebuah ancaman tak terlihat bagi suatu negara maupun dunia. Salah satunya adalah perilaku sedentari. Tak banyak yang mengetahui definisi perilaku tersebut, namun dapat dipastikan inilah sebuah kenyataan yang sekarang mulai terbiasakan.
Perilaku sedentari adalah salah satu jenis gaya hidup dimana seseorang kurang melakukan gerak ataupun kurang melakukan aktivitas fisik yang berarti. Dengan kata lain, gaya hidup seseorang yang terindikasi sedentari merupakan gaya hidup yang dominan memiliki kegiatan fisik hanya berupa duduk dan baring di luar waktu tidur. Gaya hidup tersebut tentulah mengeluarkan energi yang sangat rendah dan menyebabkan pola hidup masyarakat kian berubah.
Akibat yang dihasilkan perilaku sedentari pun jauh dari kata main-main. Hal ini disebabkan karena perilaku sedentari dianggap sebagai faktor risiko terhadap berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke. Selain itu, perilaku sedentari juga menyebabkan masalah kelainan metabolisme, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, resistensi insulin, obesitas, dan sebagainya.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di luar sana, data yang diperoleh akibat dari perilaku sedentari seperti obesitas, justru semakin mudah menyerang anak-anak. Bukan hanya obesitas, penyakit lainnya seperti penyakit kolestrol, stroke, dan jantung juga semakin mengalami peningkatan jumlah pada usia dewasa maupun anak-anak tiap tahunnya. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari pola hidup sedentari.
Contoh kecil yang dapat dipermasalahkan, yakni teknologi yang semakin canggih menciptakan pola hidup sehat masyarakat semakin menurun atau lebih dapat ditekankan menjadi malas bergerak. Seperti, menonton televisi berjam-jam, bermain game di komputer atau handphone, menggunakan fasilitas lift atau eskalator dan lain sebagainya. Aktivitas sedentari seperti ini yang kemudian menurunkan pengeluaran energi sehingga terjadi keseimbangan positif di mana masukan energi lebih banyak dibandingkan keluaran energi.
Kegiatan tersebut mengakibatkan menurunnya fungsi otot yang dapat menurunkan keefisienan dalam melakukan pekerjaan, berkurangnya kualitas hidup, defisiensi maskuler, mudah lelah, dan kesulitan bergerak. Bukan hanya itu, masyarakat juga akan cenderung mengonsumsi makanan dan minuman berenergi tinggi (lemak, protein, dan karbohidrat) dan rendah serat.
Lalu, apa yang menjadi penyebab seseorang mengidap perilaku sedentari? Perilaku sedentari disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain jenis pekerjaan, kebiasaan, hobi dan fasilitas kemudahan akibat teknologi yang semakin canggih.
Solusi yang ditawarkan untuk perilaku sedentari pun bermunculan menjadi satu kesimpulan, yaitu aktif bergerak. Berolahraga merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari aktivitas fisik. Kita dapat melakukan bentuk olahraga yang kita sukai dan menyesuaikan dengan waktu yang kita miliki.
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, main bola, senam pagi, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dsb akan mendapatkan hal-hal yang positif, menyenangkan, dan mungkin juga dapat memudahkan langkah kita untuk memulai melakukan aktivitas fisik. Langkah lainnya adalah dengan menjauhi junk food, rokok, dan alkohol.
Selain itu lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui kesehatan tubuh kita. Namun, solusi tersebut baru akan berjalan jika kita memiliki kemauan kuat untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat. Karena tanpa kita sadari, semakin berkembangnya suatu zaman, semakin pula kita terhanyut dalam rentetan mudahnya hidup karena teknologi.
Padahal, pola hidup sehat masyarakat tentu akan berpengaruh besar untuk kehidupan generasi berikutnya. Tanpa kita yang mengubah, generasi penerus hanyalah mayat hidup yang tidur, duduk, penyakitan, dan sia-sia.
Penulis: Rahma Ning Tyas
Ediror : Aris Munandar